![]() |
Debat Cagub dan Cawagub DKI Jakarat |
Tidak ada sesuatu yang baru
disana. Sudah kita bahas banyak dalam tulisan. Dan memang lebih lucu membahas
program-program yang diluncurkan sebelum debat.
Ada yang ingin menghilangkan
mobil seharga 3 miliar dari jalan, ada yang berkata bahwa semua permbangunan
Jakarta itu adalah kerja Foke dan ada yang kerjaannya bagi-bagi duit melulu
seakan-akan tidak ada lagi program selain duit duit dan duit.
Saya ga tahan aja ngeliat Ahok harus membantai kedua pasangan lawannya dengan argumen-argumen cerdas karena memang hanya ia dan Jarot yang menguasai akar masalahnya. Mereka berdua sama-sama pernah di birokrat, sehingga tahu dari A sampai Z bagaimana menata wilayah.
Ahok dan Jarot seperti mengajari
kedua pasangan lain, bagaimana seharusnya birokrat itu bekerja. Birokrat itu
bukan sekedar pengumbar janji dengan ide-ide yang sama sekali tidak sesuai
fungsi. Birokrat itu pekerjaan teknis bukan sekedar politis.
Agus masih agak terbantu dengan
adanya Sylvi, meski Sylvi juga ternyata jawaban-jawabannya ambyar karena
-mungkin- dulu ia saat jadi birokrat lebih banyak bermain di sisi politis
daripada menguasai teknis.
Sedangkan Anies dan Sandi jauh
lebih parah, karena mereka seperti tinggal di menara gading, ketinggian untuk
di gapai. Istilah kasarnya, mereka terlalu priyayi.
Jadi, kalau warga Jakarta masih
pada waras, seharusnya sudah tahu siapa yang layak membenahi kota mereka.
Kan anda tidak mencari pimpinan
yang kalau ada masalah terus moshing -menjatuhkan diri ke kerumunan- mendadak?
Sikap itu saja sudah menunjukkan, kalau nanti ada masalah ya tinggal mencari
simpati aja, beres perkara.
Lagian Agus terlihat banget
dikuasai oleh keluarga. Sikap proteksi berlebihan bu Ani menunjukkan Agus belum
mampu mandiri lepas dari tekanan orangtua. Ketika Agus memimpin Jakarta,
sesungguhnya bu Ani lah Gubernurnya. Dan mulailah terbayang masa 10 tahun
ketika beliau menjadi "Presiden" Indonesia..
Ditambah sikap istri yang tidak dewasa yang tidak kuat menghadapi bully-an di media sosial. Duh, mba Anissa bagaimana seandainya anda menjadi istri seorang Jokowi dan Ahok yang kerap dihujani fitnah?
Kelebihan Agus ketika ia nanti
memimpin Jakarta pasti tenang. Ya tenang, karena semua dapat bagian mulai dari
ormas Islam sampai anggota dewan. Biaya supaya tenang itu ia bebankan lagi ke
warganya.
Sedangkan Anies adalah seorang
motivator. Kalau warga Jakarta susah, motivasi aja biar mereka kenyang dengan
kata-kata harapan, "Yang kuat, ya sayang.. ".
Saya yakin, yang menonton acara
itu sesungguhnya juga sedang mencari acara hiburan. Daripada nonton sinetron
yang ga habis-habis serinya, mending nonton drama bertemakan pilkada.
Acaranya kurang ganas, ga ada
yang emosional, "bocorrr.. bocorrr.." seperti pilpres waktu itu.
Debat kemarin kayak perlombaan deklamasi. Puitis tanpa isi. Tidak ada separuh
menonton, saya matikan Youtube dan mulai minum kopi.
Kringgg.. seorang teman menelpon.
"Den, Alexis itu apa?".
Lalu saya menerangkan dengan detail sampai ke sudut2 yang tidak banyak
terjamah.