![]() |
Politik |
Mungkin manusia yang tergelisah
se-Indonesia raya adalah Pepo. Pepo selalu gelisah sejak tidak
menjabat.
Ia gelisah ketika dinasti di
partainya hampir terputus. Anak kesayangan satunya bukanlah calon yang bagus.
Maka ditariklah bintang terangnya dari pendidikan, ia harus punya penerus.
Pepo gelisah lagi ketika satu
persatu masalah pada masanya mulai terkuak. Triliunan rupiah yang dulu
dikeruknya, satu persatu tampak. Mereka yang dulu patuh padanya, merasa
ditinggal dan teriak.
Ia harus berfikir seribu cara supaya tidak terjebak.
Pepo tambah gelisah ketika ada
program tax amnesty. Ia harus melaporkan seluruh hartanya tanpa terkecuali.
Bagaimana mungkin, bisa habis namanya ketika rekeningnya mulai digali. Apa kata
dunia, kalau mereka tahu hartanya dari ujung rambut sampai ujung kaki..
Pepo gelisah dan terus berpikir
keras. Dia boleh turun tapi kekuasaannya haruslah tidak terbatas. Berkuasa
kembali adalah kunci yang paling cerdas. Jika itu terjadi, maka amanlah semua
yang ada di brankas.
Maka berlombalah Pepo dengan
waktu. Ia gelisah dan selalu terburu-buru. Harus diciptakan banyak peristiwa
sebagai pengalihan isu. "Biarkan orang sibuk, supaya mereka tidak fokus ke
aku.."
Ia kembali gelisah ketika tidak
pernah diundang. Duh, berarti si tukang kayu tahu siapa yang ada di belakang.
Akhirnya ia pakai cara lama yang dulu nendang. Gaya prihatin dan dizolimi
biasanya selalu mengundang sinpati orang.
Itulah kenapa Pepo selalu muncul
di publik. Dengan gaya kadang marah karena merasa diusik. Ia selalu membuat
situasi berisik. Ketika situasinya panas, ia muncul dengan wajah sedih dan
berkata, "kalian semua ngga asik.."
Pepo selalu merasa gelisah. Ia
terpenjara karena begitu cinta dunia. Harta berjibun ternyata tidak bisa
membuatnya menikmati hari tua.
Teringat perkataan manusia yang
sangat bijaksana. "Ketika Tuhan hendak menghilangkan nikmat seseorang,
maka pertama kali yang dihilangkan adalah nikmat akalnya.."
Kunikmati hidupku sambil kutonton
drama ini. Aku bersyukur dalam hati, ternyata sedikit itu jauh lebih berarti.
Sambil mengambil pelajaran
kuangkat secangkir kopi. "Tuhan, jangan jadikan aku seperti Pepo di masa
tuaku nanti.."