![]() |
Jokowi |
"Kamu tahu kekayaan apa yang
dimiliki bangsa Indonesia sekarang?". Aku menatap wajahnya. Dia Jokowi,
Presiden Republik Indonesia. Wajah tirusnya dan mata lebamnya akibat terlalu
lelah, menatap jauh ke depan menunjukkan bahwa ia adalah seorang visioner.
"Kekayaan alam?"
Jawabku ragu. Aku benar-benar ragu, karena seberapa besarpun kekayaan tidak
akan berguna jika tidak difungsikan dengan baik.
Pakde, kupanggil dia dengan
panggilan yang lebih menyenangkan daripada menyebut namanya, tersenyum.
"Bukan.." Katanya.
"Kekayaan terbesar yang
sekarang ada di bangsa ini adalah kepercayaan. Trust. Dengan kepercayaan,
banyak negara lain yang dengan suka cita berinvestasi di negara kita. Kita
punya tanah, kita punya sumber daya baik manusia maupun alam, tapi kita gak
punya uang.
Karena itu kita tawarkan
kepercayaan sebagai ikatan. Komitmen bahwa kita adalah partner kerja yang baik
yang tidak akan curang. Anda untung, kami juga untung. Karena kalau salah satu
buntung, bukan kerjasama namanya tapi perampokan.."
Ah, benar sekali. Kepercayaan itu
tidak ada wujudnya, bentuknya bukan material. Ia bernilai spiritual. Dengan
kepercayaan, maka potensi yang dimiliki masing2 partner akan saling bersinergi
dan membangun kekuatan baru.
Satu pelajaran lagi kudapat dari
beliau.
"Dan kamu tahu kenapa saya
bisa jadi Presiden dan tetap menjadi Presiden sampai sekarang?", Tanyanya
lagi.
Aku tahu, pakde. Kepercayaan.
Rakyat percaya bahwa anda bekerja, anda percaya rakyat mendukung di belakang
anda. Tidak ada partai yang berani menggoyang anda karena mereka tahu bahwa
mereka akan berhadapan dengan tembok besar kepercayaan kita.
"Saya kerja dulu,
ya..." Ia pamit meninggalkanku sendiri.
Terdengar bunyi alarm pagi. Ah,
aku mimpi lagi. Sudah saatnya membuat secangkir kopi.