![]() |
Fidelis Ari |
Pagi tadi, saya membaca kabar
tentang Fidelis Ari, seseorang yang sesungguh-sungguhnya suami.
Ia rela menanam ganja, melanggar
hukum di republik ini untuk menolong istrinya yang dilanda penyakit langka.
Ejaannya pun susah kita lafalkan: Syringomyelia.
Wikipedia menjelaskan bahwa
penyakit ini merujuk pada tumbuhnya kista dalam sumsum tulang belakang. Kista
ini bisa bertambah luas dan memanjang.
Pada tingkatan tertinggi,
dampaknya pada kelumpuhan dan nyeri yang hebat. Penderita pula akan kehilangan
kemampuan merasai panas dan dingin. Peluang sembuhnya sangat tipis.
Sejak istrinya didera penyakit,
Fidelis telah menempuh banyak cara, menghalau rasa sakit dengan beribu upaya.
Ia telah ke sejumlah rumah sakit
di tempat ia tinggal, di Sanggau, Kalimantan Barat. Dia juga ke terapis, hingga
ke pengobatan alternatif, tapi hasilnya nihil. Pun ada keinginan untuk membawa
istrinya berobat ke Pulau Jawa, tapi tak diizinkan dokter karena jantung
istrinya, Yeni Riawati yang lemah.
Hingga suatu waktu, ia mendapati
artikel di Google, tentang ekstrak daun Cannabis Sativa alias ganja yang bisa
meringankan sakit kekasihnya. Mengembalikan senyum yang menahun hilang di wajah
Yeni.
Dan benar, setelah rutin memberi
ekstrak itu ada dampaknya. "Dari susah tidur, jadi nyenyak tidurnya. Dari
susah makan, jadi lahap makannya. Dari tidak bisa bicara, jadi bisa bicara.
Jadi sudah ada tanda-tanda kesembuhan," ujar Yohana, kakak Fidelis.
Fidelis lalu berangan-angan akan
membawa istrinya untuk operasi ke rumah sakit jika kendala fisik Yeni telah
terobati oleh ekstrak ganja.
Namun nasib punya jalannya
sendiri, ia ditangkap BNN dengan barang bukti 39 batang ganja yang ia tanam.
Fidelis tak berkutik. Padahal dari hasil pemeriksaan, ia tak sekalipun ikut
mengkonsumsinya apalagi menjualnya.
Begitulah hukum, betapa hitam
putih. Sedangkan hidup, sedemikian peliknya.
32 Hari setelah Fidelis ditahan
sepanjang itu pula istrinya tak mendapat pengobatan. Ajalnya tiba di kala
suaminya masih di bui.
Di hari pemakaman, Fidelis
diijinkan untuk menjenguk jasad istrinya. Di teras rumahnya, ia dekati putra
bungsunya yang duduk sendiri. Ia nampak memegang kedua pundak anaknya.
Melihat fotonya, saya seolah
membayangkan Fidelis mengutip kata-kata Nyai Ontosoroh di Bumi Manusia.
"Kita telah melawan nak, sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya".
Tulisan Gunawan Mashar