![]() |
Pilkada |
Budi sedang apel di rumah
pacarnya...
Malam itu angin sedang bertiup
kencang dan perut Budi tidak terasa bergolak. "Masuk angin nih
kayaknya", pikir Budi. Kebetulan pacarnya sedang di dalam menyiapkan kopi,
Budi merasa ia akan kentut keras sekali.
Lirik sana lirik sini, gak ada
orang. "Ah, entar kedengaran.." pikirnya. Akhirnya ia punya ide.
Diambilnya koran yang ada di meja, dibukanya lebar-lebar dan kebetulan
headlinenya tentang pilkada. Lalu untuk menyamarkan kentutnya, ia komentar
keras-keras.
"SIAL !! ANIES CURANG
!!!" Bersamaan dengan komennya yang keras itu, ditekannya perutnya dan
keluarlah jeritan keras dari bawah. Preeeeeett..
Ahh, lega.. Tapi kok, masih ada
yang tersisa? Ini harus komen keras lagi untuk tuntaskan, pikir Budi. Lalu ia
lanjut membaca koran.
"INI HARUS COBLOS ULANG !! KPUD
MANA KPUD ?? KOK GAK BERES GINI SIHHH ??" Pret pret preeeettttt...
Budi terdiam sejenak. Lirik kiri
kanan, ah gada orang yang dengar. Ia tersenyum puas. Kali ini tembakan terakhir
dan paling keras untuk mengeluarkan angin dalam perutnya.
"JAKARTA BISA KACAU LAGI
KALOK BEGINI !! KORUPTOR AKAN PESTA PORA LAGIII !!!" Prepet pet pet
preeettt preeettt..
Diakhir dengan letupan kecil tapi
panjang. Pieeeeeeeettttt..
Lega, tuntas sudah. Budi
tersenyum lebar.
Mendadak ada suara dehem dari
ruang dalam. "Ehem.." Budi kaget, lalu mengintip. Waduh, ternyata
bapak mertua ada di dalam sedang nonton tipi. Kebetulan bapak mertua melihat
kepala Budi melongok ke dalam.
Budi lalu merasa canggung. Ia
berusaha menyapa dengan senyum dan bahasa yang disopankan, "Eh, bapak.
Saya gak tau ada bapak disini.. Sudah lama, pak?".
Si bapak menjawab dengan ketus,
"Sudah dari tadi... Sejak Anies curang.."