![]() |
Novel Baswedan |
Disiramnya Novel Baswedan dengan
air keras adalah peringatan keras bagi KPK dari para pelaku korupsi e-KTP.
Novel Baswedan adalah salah
seorang penyidik senior KPK yang sedang membongkar kasus korupsi senilai 5,9
triliun rupiah itu. Yang ditarget olehnya juga bukan main-main, para anggota
dewan yang terhormat yang sampai sekarang masih bercokol di Senayan bahkan ada
yang sudah jadi Gubernur.
Tekanan sebelumnya dialami oleh
Miryam Hayani, mantan anggota komisi III DPR dari Hanura. Ia ditekan untuk
tidak membuka fakta kepada KPK bahwa banyak anggota DPR yang menerima uang
korupsi dari e-KTP. Tekanan yang didapat Miryam begitu kuatnya sampai ia
akhirnya lebih memilih mencabut BAP pada waktu menjadi saksi di pengadilan.
Bukan itu saja, Miryam bahkan
bersaksi bahwa ia diperlakukan kasar oleh penyidik KPK, salah satunya Novel
Baswedan. Pengakuan Miryam ini mengherankan hakim karena Miryam sudah
menanda-tangani BAP yang berarti dia secara sadar memberikan pengakuan di depan
penyidik.
Novel Baswedan bahkan menyebut
siapa saja anggota DPR yang menekan Miryam. "Ada enam, pertama Bambang
Soesatyo, Aziz Syamsudin, Desmond J Mahesa, Masinton Pasaribu, Syarifudin
Suding. Satu lagi saya lupa namanya," kata Novel.
Pernyataan Novel Baswedan di
depan publik ini jelas memantik kemarahan, meski mereka yang disebut namanya
tidak bisa berbuat apa-apa.
Saya menduga, disiramnya Novel
Baswedan dengan air keras adalah peringatan juga buat Miryam Hayani bahwa ia
bisa bernasib yang sama jika bernyanyi.
KPK memang menemukan gajah baru
dalam kasus korupsi e-KTP ini meski tidak sebesar kasus korupsi di tubuh Polri
dulu. Tapi melihat bahwa orang-orang yang disebut Miryam adalah mereka yang
masih berkuasa saat ini, ancaman yang diterima juga tidak main-main. Kekuasaan
dan uang bisa membeli siapa saja bahkan untuk melakukan kekerasan dengan
menggunakan tangan orang lain.
Hanya intimidasi dengan
disiramnya Novel Baswedan pake air keras adalah modus buat penegak hukum.
Kemungkinan untuk menghilangkan jejak tanpa bukti yang bisa dilacak seperti proyektil
peluru.
Semoga KPK tidak terpengaruh
dengan intimidasi dan malah menjadikannya semangat baru untuk secepatnya
membongkar siapa saja dibalik proyek korupsi e-KTP itu.
Seruput kopi dulu, KPK.. Selamat
pagi.