![]() |
Ibnu Muljam |
Ibnu Muljam adalah seorang muslim
yang taat sekali beribadah. Ia dikabarkan sebagai orang yang ritual ibadahnya
dahsyat. Shalat tidak pernah tinggal terutama shalat malam. Dahinya hitam
sebagai tanda sujud terus menerus. Bacaan ngajinya sangat bagus sehingga memukau
banyak orang. Ia juga dikenal sebagai seorang penghafal Alquran.
Dengan ciri-ciri seperti itu, apa
yang kurang untuk menjadikannya seorang muslim panutan?
Tapi sejarah juga yang
mengabarkan bahwa Ibnu Muljam adalah pembunuh Ali bin abi thalib, khalifah ke
empat dalam sejarah Islam.
Imam Ali adalah sahabat dekat
sekaligus saudara Nabi Muhammad Saw. Beliau juga termasuk salah seorang
penyusun Alquran. Dan banyak kabar shohih yang mengatakan bahwa kedekatan
beliau dengan Nabi ibarat kembar identik. "Ali dariku dan aku dari
Ali," sabda Nabi Muhammad Saw.
Bagaimana cara Ibnu Muljam
membunuh Imam Ali?
Ibnu Muljam tidur di masjid
dengan menyembunyikan pedang beracun di dalam bajunya. Ia tahu bahwa Imam Ali
tidak pernah ketinggalan shalat subuh. Dan pada saat mendekati subuh, Imam Ali
lah yang membangunkannya dari tidur. Saat Imam Ali sedang sujud dalam
shalatnya, Ibnu Muljam pun menghunjamkan pedang beracunnya ke batok belakang
kepala Imam Ali.
Apa pesan moral yang kita dapat
dari sejarah berdarah ini?
Bahwa pakaian agama tidaklah
menjamin akhlak seseorang. Seperti iblis, ia beribadah dengan kesombongan.
Hebatnya ritualnya bukannya menjadikannya sebagai manusia yang lembut dan
pengasih, tetapi menjadikannya orang yang keras hati.
Ibnu Muljam membunuh Imam Ali -
penyusun kitab yang kerap dibacanya dan saudara dekat dari Nabi yang selalu
dijunjungnya. Imam Ali dituding kafir, karena tidak sesuai dengan Islam
versinya.
Jadi dari sini sebenarnya akal
bisa memilah, bahwa benarnya satu ajaran belum tentu menjadikan seseorang itu
benar.
Apa yang menjadikan seseorang itu
beragama tapi tidak menjadikannya benar?
Jawabannya mudah. Sombong. Inilah
sifat yang membuat iblis di kutuk meski ia dikabarkan mahluk yang paling taat
beribadah pada masanya.
Jadi benarlah kata Rasulullah
Saw, "tidak akan masuk surga mereka yang mempunyai kesombongan dalam
hatinya meski itu sebesar biji zarah.." Karena sombong adalah benih dari
segala maksiat dan kejahatan di dunia.
Jadi tinggal memilih saja, mau
menjadi muslim seperti Imam Ali yang seluruh tuntunan hidupnya seperti Nabi
Muhammad Saw, atau menjadi "muslim" seperti Ibnu Muljam?
Mari kita berfikir sambil
mendengarkan lagu Yahudi yang sekarang jadi lagu pemenangan pilkada. Seruput dulu, ya akhiii.