![]() |
Krisis Qatar |
Saya tidak banyak komentar dulu
tentang situasi Saudi dan negara-negara Arab yang memusuhi Qatar.
Karena memang situasi diantara
mereka sendiri pelik. Lebih baik mengamati dulu dengan baik apa yang terjadi.
Saudi dan Qatar memang sejak lama
bersaing di Timur Tengah. Persaingan itu tampak jelas melihat keterlibatan
mereka di Suriah. Meskipun sepertinya mereka bersatu, tetapi banyak fakta yang
membuka bagaimana mereka sejatinya bertempur sendiri..
Sebagai contoh, pemberontakan
pertama kali di Suriah di prakarsai oleh Saudi. Mereka terdeteksi membiayai
Jabht Al Nusra, salah satu faksi pemberontak disana.
Ketika Jabht Al Nusra sedang
perang dengan pemerintah Suriah, masuklah ISIS..
Pemerintah Jerman pernah menuding
bahwa Qatar membiayai ISIS, meski tidak berapa lama tudingan itu diralat. Yang
terjadi, ISIS sendiri di Suriah memenggal banyak pemimpin Jabht al Nusra karena
tidak mau berbaiat kepada khalifah mereka Al Baghdadi.
Jadi di Suriah sekarang terjadi
perang segitiga diantara mereka sendiri. ISIS vs Suriah, Jabht al Nusra vs
Suriah dan ISIS vs Jabht al Nusra.
Bingung kan? Pegangan makanya..
Perseteruan mereka memuncak saat
di Mesir..
Ketika masyarakat Mesir
menumbangkan Hosni Mubarak, maka Ikhwanul Muslimin yang menunggangi kudeta
mengangkat Mohammad Mursy sebagai Presiden.
Eh, Morsy ternyata menyerukan
jihad ke Suriah. Kelihatan bahwa Qatar ingin menguasai Suriah sendirian..
Saudi tidak tinggal diam. Mereka
mendanai militer Mesir yang dipimpin Al Sissy untuk menumbangkan Morsy.
Sekarang Al sissy yang memimpin Mesir.
Qatar tidak mau kalah. Mereka
pindah ke Turki.
Dengan partner Ikhwanul
Muslimin-nya, mereka kemudian menggandeng Erdogan ke pelaminan. Dan sesudah
kudeta-kudetaan kemaren, sekarang IM yang menguasai Turki.
Makin bingung ? Pegang celananya,
entar melorot..
Jadi hubungan diantara mereka
sendiri sangat rumit. Kadang mereka bersama, tapi sesungguhnya mereka
memelihara dendam membara. Bisa dibilang mereka berebut siapa yang menjadi
KHILAFAH..
Yang harus diperhatikan, dibalik
persahabatan dan perseteruan keduanya ada Amerika di atas mereka. AS kalau lagi
butuh, menyatukan mereka berdua. Kalau lagi bokek dan harus dagang senjata,
mengadu mereka.
Yang menarik adalah peran Iran...
Iran sejak lama paham situasi
ini. Dan salah satu cara Iran untuk membuat mereka terus bertengkar adalah
mendekati salah satunya. Soalnya kalau mereka bersatu, Saudi dan Qatar sepakat
untuk memusuhi Iran..
Karena itu, melalui Jenderal
terkenal Iran Qaseem Sulaemani atau dikenal dengan nama The Shadow Commander -
karena orangnya jarang terlihat tapi hasil kerjanya mengerikan - Iran mendekati
Qatar.
Dengan dekatnya Iran pada Qatar,
maka Saudi pun marah karena merasa dikhianati. Ia lalu mengajak negara arab
lain koalisinya untuk memusuhi Qatar dan menyerukan bahwa Qatar membiayai
teroris.
Padahal Saudi sendiri sejak lama ketahuan sebagai bagian dari negara
yang membiayai teroris.
Kalau tidak salah, situasi ini
dinamakan Kambing teriak Kambing..
Jadi begitulah yang terjadi para
jamaah yang berbahagia.
Pada intinya ini semua adalah
perebutan siapa yang paling berkuasa dan menjadi khalifah. Dan AS, dengan
senang hati membantu mereka berantem dan saling berperang karena AS yang lagi
bokek harus jualan senjata..
Kebayang kan, kalau kedua negara itu
tarung di Indonesia ? HTI teriak khilafah. PKS teriak khilafah. FPI juga teriak
yang sama. Kalau mereka menguasai negeri ini, mereka akan berantem sendiri
berebut siapa yang "paling berdaster" diantara mereka..
Bahkan ada kemungkinan ke depan,
mereka berdua berebut siapa yang menguasai Kabah, karena dengan menguasai Kabah
berarti menguasai simbol umat Islam..
Dan AS senyum-senyum senang.
Asekk, jualan senjata laku lagi..
Karena itu lebih baik menyimak
saja sambil makan popcorn seperti di bioskop. Sekali-sekali tepuk kepala
penonton di depannya, sambil melengos dengan gaya tak berdosa..
"Siapa nepok kepala gua??
Kurang ajarrr.. Gak tau apa gua ini Imam besar!". Loh kok, kayak kenal ya?