![]() |
Ngobrol Kebangsaan |
Ternyata penolakan beberapa
kelompok ormas terhadap acara di Riau besok, bukan main-main. Mereka melobi
kesana kemari supaya acara dibatalkan. Alasannya narasumber akan membuat kisruh
suasana tenang di Riau.
Bahkan kepolisian mencabut empat
spanduk yang berisi penolakan kedatangan saya yang syiah dan si eko kuntadhi
yang liberal. Kalau birgaldo sinaga karena dia sudah kafir duluan, gak jadi
ancaman.
Untungnya ada Ansor yang menjamin
bahwa acara akan berlangsung tertib dan aman, sehingga acara tetap di
perbolehkan.
Lha gimana, ngomong tentang masalah
kebangsaan kok gak boleh? Masak ngomong dengan kearab-araban baru diizinkan.
Tapi saya sudah berjanji kepada
panitia untuk tidak ngomong tentang Poligami. Karena ada dua kubu garis keras
yang rencana akan datang barengan.
Yaitu kaum bapak yang menuntut
poligami diperbolehkan karena sudah lelah tidur di sofa terus-terusan, dan kaum
emak yang menuntut supaya poligami dihentikan, karena tidak kuat menerima
kenyataan diterapkannya keadilan yang proporsional, yaitu istri muda belanja
bedaknya lebih mahal karena masih semlohai.
Bayangkan betapa rumitnya situasi
di Riau besok pagi. Beberapa kelompok dengan tujuan berbeda akan datang
meramaikan suasana. Malah terbetik kabar bahwa beberapa korban umroh First
Travel juga akan datang dan menuntut panitia supaya mereka diberangkatkan,
kalau tidak, Jokowi lagi yang akan disalahkan..
Iki piye tho? Makin semrawut.
Ah, sudah malam.
Besok siap-siap menghadapi
serbuan selfie emak-emak yang tangan kiri memegang handphone dan tangan kanan
memegang dompet suami yang isinya kadang bikin tertawa tapi seringnya nangis.