![]() |
Spanduk |
Saya ingat waktu kecil,
teman-teman membully seseorang keturunan Tionghoa dengan ucapan, "Dasar
Cina kamu.. Pergi sana, masih kecil kok sudah jadi Cina".
baca: CINA VS PRIBUMI
Dan semua tertawa, membenarkan
apa kata teman saya tadi, meninggalkan saya yang kebingungan apa salahnya
ketika seseorang itu terlahir dari keturunan Cina?
Tapi begitulah propaganda orde
baru - saya mengalami masa itu. Sentimen anti Cina terus menerus dibisikkan
dalam kegelapan, untuk menjaga stabilitas negara sekaligus sebagai kotak
pandora yang akan dibuka ketika ada kepentingan.
Tapi lucunya, orde baru jugalah
yang membesarkan pengusaha keturunan Cina dalam ekonomi.
Dalam buku Kesaksianku tentang
G30S, Subandrio mantan Wakil PM tahun 1960-an, seperti yang dikutip dalam
tribunnews, Soeharto-lah yang berbisnis dengan pengusaha Tionghoa seperti Lim
Sioe Liong dan Bob Hasan. Mereka terlibat dalam penyelundupan yang membuat
Jenderal Ahmad Yani marah besar.
Dan hubungan ekonomi itu terus
dilanjutlan ketika Soeharto memimpin Indonesia, yang melahirkan pengusaha2
ekonomi dari keturunan Tionghoa baru di Indonesia.
Situasi jomplangnya ekonomi yang
banyak dikuasai pengusaha keturunan Tionghoa inilah yang terus dipelihara.
Satu, sebagai faktor ekonomi karena memang mereka terlahir pintar berdagang.
Dua, sebagai isu "senjata" jika memang harus diperlukan untuk menjaga
kekuasaan.
Catatan sejarah membuktikan,
sentimen anti Cina memang laris manis jika dimainkan.
Tahun 1963, berawal dari
bentrokan di ITB, kerusuhan dengan tema anti China meledak dimana-mana. Di Palu
tahun 1973 terjadi kerusuhan perusakan toko warga Cina. Pada tahun yang sama,
di Bandung juga kerusuhan anti Cina menjalar kemana-mana meski disebabkan oleh senggolan
mobil.
Ujung Pandang 1980, Medan 1980.
Surabaya 1986. Dan yang terakhir -yang paling mengerikan- adalah kerusuhan
Mei 1998 dimana-mana.
Jejak berdarah inilah yang
menjadi satu alasan kunci jika ingin membuat kerusuhan di Indonesia.
"Tanamkan lagi aja sentimen anti Cina atau bangkitkan kebanggaan akan
Pribumi.. lihat hasilnya.." Kata seorang teman yang menguasai sejarah
negeri ini.
Dan kerusuhan tidak serta merta
datang. Ia seperti puzzle yang membutuhkan kepingan-kepingan sebelum membentuk
bangunan yang sempurna. Kepingan itu sudah dibangun dengan kata
"aseng", "ekonomi China", "Tenaga kerja China",
masih ditambah PKI karena disana ada unsur "China"nya.
Sesudah itu semua siap, tambahkan
kata "Pribumi" sebagai penyedap..
Lalu kita melihat sekarang kata
"Pribumi" mulai keluar, dengan tema "Kebangkitan Pribumi
Muslim". Harus ada "muslim"nya, karena itu akan memperkuat
tekanan, karena keturunan Tionghoa identik dengan Kristen.
Lalu keluarlah logo "Hidup
Pribumi" untuk membangkitkan kebanggaan sekaligus harapan akan perubahan
situasi -biasanya ekonomi- bahwa mereka akan berkuasa, meski entah bagaimana
caranya.
Ujung dari semua ini ada di
benturan antar kelompok masyarakat, yang nanti akan dipicu hal remeh temeh
seperti senggolan antar "warga pribumi" dan "keturunan
Tionghoa" yang akan diperluas skalanya. Benturan baru bisa terjadi ketika
kebencian sudah tertanam, jadi harus sempurna dulu masakannya.
Ada usaha untuk membangkitkan
kembali masa-masa kelam kerusuhan yang membawa korban karena pandangan rasis. Dan
dibaliknya selalu ada agenda politiknya, percayalah...
"Lalu siapa yang memainkan
irama ini?", tanya seorang teman.
Seperti sudah pernah saya tulis
dulu, ada tiga layer yang punya kepentingan.
Pertama, ormas radikal yang punya
kepentingan ekonomi.
Kedua, politikus dan pengusaha hitam yang periuk nasinya
terampas.
Dan ketiga, pada puncak tertinggi ada agenda khilafah yang akan
memanfaatkan situasi kekacauan, bahwa khilafahlah yang akan menjadi solusi dari
segala masalah.
Sejarah selalu berulang, hanya beda
pelaku dan waktunya. Dan seperti biasa, ketika saya membuka agenda adu domba
ini, sayalah yang dituduh sebagai pengadu domba..
Tapi biasanya saya cuek karena
yang penting pesan sudah tersampaikan.
Palingan saya ngopi sambil nyanyi
qasidah, "Tidak akan kuserahkan pada Kampret yang durhakaaaa..."
Tiup suling dulu ahhh...