![]() |
Bapak Irian Barat |
Namanya lumayan lucu, Irian
Barat..
Irian Barat ini seorang petani di
Bengkulu. Ia kebetulan punya tanah seluas 2 hektar di desanya. Tanahnya ia
tanami padi, kopi dan jambu biji.
Kenapa jambu biji ? “Saya tanami
jambu biji supaya orang yang lewat bisa makan jambu sepuasnya. Saya tahu mereka
pasti haus dan lapar. Saya dapat pahala supaya bisa masuk surga..” kata Irian
Barat.
Menarik cara memandang “pahala
dan surga” dari sisi petani kecil seperti Irian Barat ini. Ia tidak melihat
surga dengan konsep masyarakat umumnya. Beribadah ritual yang kuat supaya
diberi kunci menuju kesana. Atau membangun rumah2 ibadah yang besar supaya
Tuhan betah menginap disana..
Belum lagi ada yang umroh dan
haji berkali2 untuk mencuci dosa disana. Atau berpakaian gamis, berjenggot,
copy paste ayat dan hadis dimana2 dan selalu ada di majelis berbicara tentang
surga, seakan2 dirinya sudah ada disana..
Irian Barat mencari jalan ke
surga melalui jambu biji. Jambu biji yang ia gratiskan, ia sengaja sediakan,
untuk orang yang sering lewat di daerahnya dan sering kehausan juga kelaparan.
Seharusnya kita malu dengan pak Irian
Barat ini...
Kita yang terbiasa bermewah2
dengan segala aksesoris dunia, berlebih2an dengan segala harta yang ada,
mendapat fasilitas lebih baik dari sebagian besar manusia, tapi kita bahkan
tidak terpikir bagaimana memanfaatkan semua itu untuk membantu sesama manusia..
Saya adalah orang yang percaya
pada adanya hari pengadilan kelak. Karena secara logika, keberadaan manusia di
bumi bukanlah sesuatu yang sia-sia. Kita ada untuk berfungsi kepada sesama
manusia.
Karena itulah ada waktunya kita
akan dimintai pertanggung-jawaban atas segala apa yang kita lakukan di dunia..
Dan saya terbayang ketika saya
berada di hadapan yang kuasa, dan ditanya, “Untuk apa semua hartamu yang
Kuberikan selama di dunia ? Untuk apa semua kepintaranmu yang Kuanugerahkan kepadamu
di dunia ? Coba beberkan semua...”
Dan saya tidak bisa menjawab
apa2.
Saya pengumpul harta dengan
banyaknya tabungan dan rumah, tapi semua hanya untuk pemenuhan hasrat
kepemilikan saja. Saya orang pintar yang sibuk dengan kebanggaan diri saja.
Saya gemetar, sibuk menghitung
segala macam yang saya punya di dunia, tapi sedikit yang saya manfaatkan untuk
membantu sesama manusia. Saya menjadi orang yang sia-sia dan tidak berguna
selama diberikan kesempatan hidup di dunia..
Pak Irian Barat punya sesuatu.
Orang yang pernah lewat dan terbantu dengan jambu bijinya maju bersaksi dan
mereka berterimakasih. Ribuan manusia. Betapa kayanya dia ketika di akhirat dan
betapa miskinnya saya dengan semua kegemerlapan yang saya punya..
Tuhan berbicara kepada manusia
melalui peristiwa. Tuhan juga menitipkan pesanNya melalui manusia. Manusia
diberi akal untuk mendapat pelajaran dari apa yang didapatnya..
Setiap kali secangkir kopi
terhidang di depan mata, benak saya selalu bertanya, “Apa bekal saya untuk
menuju perjalanan kedua nanti ? Jangan2 ransel saya kosong tak berisi..”
Sebuah pertanyaan yang terus saya
bawa sampai kini.