![]() |
Mahasiswa |
Ketika sedang di Jakarta, saya
didatangi beberapa Mahasiswa yang ternyata pembaca tulisan-tulisan saya. Ada
satu pertanyaan yang sangat menyentuh hati, “Kami harus bagaimana bang untuk
membantu pemerintah mengatasi kelompok radikal berbaju agama ini?”.
Mahasiswa memang kelompok rentan
dimasuki ideologi khilafah dan radikal. Usia mereka yang muda begitu mudahnya
dipengaruhi oleh sesuatu yang dianggap baru dan berbeda.
Ketika ada kelompok yang menawarkan
pandangan tentang betapa menariknya ideologi khilafah dengan membawa cerita
“revolusi” di beberapa negara, jiwa muda Mahasiswa biasanya terusik.
Mudahnya kita analogikan begini,
agama selama ini seperti musik Jazz yang rumit bagi mereka. Dan ketika ada yang
membawa musik rock yang cadas, jiwa pemberontak mereka tersalurkan.
Apalagi kalau harus “berjuang”
dengan tutup wajah seperti kelompok intifadah di Palestina. Agama menjadi
begitu revolusioner dan revolusioner itu keren bagi mereka.
Karena itu, tidak heran banyak
mahasiswa yang mengikuti kajian-kajian keagamaan yang “revolusioner”. Kajian
dakwah yang keras dan semangat dibawakan oleh orang-orang muda pula.
Contoh kasus paling dekat adalah
ketika tersebar video mahasiswa IPB yang berikrar kesetiaan pada ideologi
khilafah.
HTI paling pintar memang
memainkan psikologi pada usia muda seperti ini. Kelompok mereka juga menguasai
dan menggunakan fasilitas sebagai pengajar atau administratur di Universitas
yang memudahkan mahasiswa mendapat kemudahan-kemudahan -seperti beasiswa- asal
mengikuti agenda mereka.
Jadi jangan heran, ketika
orang-orang muda di kampus yang terafiliasi dengan HTI, banyak yang menggunakan
baju BEM, HMI dan organisasi mahasiswa lainnya sebagai kedok untuk memuluskan
agenda mereka.
Dengan bantuan pihak Universitas,
mereka juga biasanya mengambil alih pucuk pimpinan organisasi di kampus mereka.
Dalam lokakarya bersama Polda
Bali di Kuta, Desember lalu, saya menyampaikan sebuah usulan yang bisa
dijadikan kajian dan gerakan menangkal radikalisme dan agenda khilafah di tahun
2018.
Terinspirasi oleh film lama
21Jump Street, kisah tentang detektif muda yang menyusup di kalangan pelajar
untuk memberantas narkotika, saya mengajak Polda Bali untuk mulai membangun Gerakan
Mahasiswa Pecinta NKRI.
Gerakan ini harus di inisiasi oleh
lembaga negara seperti kepolisian, Densus 88 ataupun BNPT.
Bekerjasama dengan Rektor dan
Dosen di Universitas -bisa berawal dari Universitas Negeri terkenal- kemudian
membentuk kelompok mahasiswa yang militan, solid dan terorganisir di kampus
masing-masing dan yang penting bab kecintaan negara mereka sudah selesai.
Gerakan Mahasiswa Cinta NKRI ini
mengadakan diskusi-diskusi di kampus-kampus mereka melawan diskusi-diskusi ideologi
khilafah. Pemikiran khilafah harus dilawan dengan pemikiran juga.
Sekaligus mempertontonkan film-film
tentang negara-negara yang hancur, termasuk hoax-hoax yang disebarkan di dunia
maya untuk mengedukasi teman-teman mereka.
Dan Gerakan ini harus menjadi
popular dengan dimunculkannya tokoh-tokoh baru yang bisa memimpin organisasi
kemahasiswaan di kampus-kampus.
Densus dan BNPT bukan saja
terlibat aktif dalam edukasi tapi juga melatih mereka dalam manajerial termasuk
bagaimana cara merekrut anggota-anggota dan pelatihan tentang bela negara..
“Fight fire with fire..” kata
saya dalam lokakarya itu yang kebetulan pesertanya ada yang dari Udayana dan
Stikom Bali. “Untuk melawan mereka, pelajari polanya dan ikuti apa yang mereka
sudah lakukan selama ini..”
Saya malah berpesan kepada
seorang dosen, “Jangan biarkan Mahasiswa sendiri. Bimbing dan arahkan mereka,
karena mereka termasuk penjaga negeri..”
Sudah lama Kampus-kampus dikuasai
oleh kelompok pendukung khilafah. Rebut kembali dengan nilai perjuangan yang
sama dengan mereka. “Mereka jihad untuk menjadikan negeri ini sebagai negeri
khilafah, kita jihad juga mempertahankan negeri ini supaya tetap sebagaimana
adanya..”
Tidak mudah memang, tetapi segala
sesuatu harus dimulai. Kita tidak berpikir setahun dua tahun ke depan, tetapi
untuk selamanya. Kita berharap, dari satu dua mahasiswa yang menjadi pembela
negara di kampusnya, satu waktu akan ada di parlemen dengan meneriakkan
kecintaan yang sama.
Asal gak ikut-ikutan korupsi
aja..
Sudah saatnya Mahasiswa
dibangkitkan...
Masa akan berganti, dan merekalah
nanti yang menjadi penerus perjuangan ini. Jangan sampai mereka menjadi zombie
yang malah merusak tanah air dengan keragamannya yang indah ini..
Belajarlah dari Suriah.
Pengorbanan nyawa masyarakat sipil disana kita jadikan pelajaran, jangan
menjadi sia-sia..
Semoga secangkir kopi ini tetap
nikmat saat kita bagikan ke anak cucu nantinya. Seruput dulu ah.