![]() |
Demo |
"Bang, kenapa sekarang
banyak orang gila menyerang ulama ?"
Ini salah satu dari sekian banyak
pertanyaan yang masuk ke saya. Pertanyaan yang sebenarnya sama di benak banyak
orang, bahkan juga - saya yakin - ada di pihak Kepolisian.
Yang perlu ditegaskan, bahwa
serangan terhadap ustad oleh "orang gila" hanya ada beberapa kejadian
saja. Kebanyakan berita yang ada adalah kesalah-pahaman atau pelintiran berita.
Sebagai contoh, di Jakarta
seorang ustad menegur anak jalanan dan dia dikeroyok, lalu keluarlah framing
berita "orang gila menyerang ulama".
Daripada sibuk dengan teori
konspirasi, saya lebih baik memikirkan dampak pemberitaannya..
Framing bahwa "orang
gila" itu adalah PKI yang sedang menyerang ulama inilah yang sebenarnya
berbahaya. Ada pihak yang sedang menata bangunan dalam pikiran banyak orang -
terutama di daerah2 - bahwa "situasi tidak aman".
Bahayanya dari "perasaan
tidak aman" ini adalah tindakan main hakim sendiri.
Tahun 1997 saat ada pembunuhan
para ulama di Banyuwangi oleh 'ninja", yang terjadi rakyat akhirnya main
hakim sendiri. Banyak korban yang tidak bersalah dihakimi sampai mati oleh
rakyat yang takut dan marah, hanya karena mereka kebetulan mampir di lingkungan
dan dianggap mencurigakan.
Dan peristiwa 1997 di Jawa Timur
itu, mengawali kerusuhan besar di tahun 1998..
Kalau bicara pola dari apa yang
pernah terjadi sebelumnya, bisa dibilang apa yang terjadi dengan orang gila vs
ulama ini sebenarnya adalah pembukaan..
Ada pihak yang sedang menata
keributan besar di depan terutama berkaitan dengan momen pilkada yang akan
merembet ke pilpres 2019..
Kemungkinan besar, sesudah
perasaan takut dan was2 meliputi perasaan banyak orang, akan ada insiden2 kecil
di desa2. Insiden2 kecil ini akan menambah ketakutan dan diharapkan menimbulkan
riak yang lebih besar..
Kenapa framingnya adalah PKI vs
Ulama ?
Karena kita pernah punya akar
konflik yang dalam terhadap kejadian itu. Dan sesudah tahun kemaren isu
bangkitnya PKI teredam dengan elegan, ada yang masih memainkan isu dengan lebih
kasar. Dan ini tentu berasal dari tangan2 orang yang memahami permainan
intelijen..
Isu PKI ini sebaiknya jangan
dilawan. Karena ketika dilawan, ia malah menemukan peluang untuk makin
membesar..
Ikuti saja alur pemikiran pembuat
isu, bahwa PKI itu benar2 ada. Dengan alasan itu aktifkan kembali ronda2
dipimpin oleh aparat setempat.
Positifnya, ronda2 ini akan
mempererat silaturahmi antar warga sehingga mereka menjadi semakin dekat dan
mengenal. Kita tidak hanya menjaga wilayah kita dari PKI, tapi juga dari
gangguan keamanan lainnya seperti pencurian.
Di luar ronda itu, pihak Cyber
Crime lebih aktif melumpuhkan akun2 yang biasanya menyebar hoax adanya PKI.
Silent operation saja, tidak perlu diumumkan. Tumbangkan mereka tanpa perlu
pemberitahuan..
Jika bisa, persis seperti waktu
Jokowi ikut nonton film G30 SPKI, ia juga bersama pejabat negara ikut ronda
dalam kegembiraan. Hilangkan ketakutan dengan bikin perlombaan ronda sehingga
acara menjaga keamanan menjadi tidak tegang dan malah menjadi pesta yang
meriah.
Kita harus pintar berselancar
dengan isu2 tersebut dan memanfaatkannya menjadi keuntungan. Kalau didiamkan
saja, maka yang berbahaya adalah terbentuknya persepsi di masyarakata bahwa
negeri ini sedang dalam kondisi tidak aman.
Sudah saatnya memainkan konsep
SILATURAHMI sebagai senjata utama melawan potensi perpecahan. Silaturahmi
adalah mata rantai yang hilang di negeri ini sesudah kita terpecah menjadi dua
kekuatan besar..
Jika kita berhasil, maka isu PKI
tidak akan meluas dan rasa aman akan kembali hadir di tengah masyarakat.
Inilah ilmu taichi, salah satu
gerak menyeimbangkan diri dengan alam. Alam jangan dilawan, bergeraklah seiring
ritmenya sambil tetap pegang kendalinya..
"Jadi siapa bang kira2 yang
memainkan isu PKI ini ?"
Saya tersenyum sambil menyeruput
secangkir kopi. "Ya mereka yang memainkan framing lebih penak zamanku
disaat rasa aman itu begitu besar. Dengan senjata rasa aman itu, mereka
menggarong harta rakyat diam2 dan besar2an.."
Seruput...