![]() |
Fadli Zon dan Raja Juli Antoni |
Tadi malam banyak orang mention
saya, apakah saya menonton ILC? Saya jawab tidak, karena sedang banyak
pekerjaan yang sedang saya selesaikan..
Siang ini saya nonton di youtube,
khusus debat panas antara Raja Juli Antoni Sekjen Partai Solidaritas Indonesia
melawan Fadli Zon dari Gerindra..
Sekali lagi saya melihat
kelemahan Karni Ilyas sebagai pembawa acara yang tidak mampu mengambil posisi
adil, dengan membiarkan FZ terus memotong pembicaraan Toni sedangkan ia sudah
diberikan kesempatan bicara sendiri tanpa ada yang menginterupsi.
Maaf, bung Karni.. Bukan saya
tidak mampu menari, tapi saya lihat lantainya memang harus diperbaiki. Sekedar
saran sebagai sesama ahli hisap yang tak lekang akan larangan..
Fadli Zon tampak panik ketika
Toni membuka wawasan bahwa partai oposisi tidak mampu bermain cantik dengan
menawarkan program2 untuk melawan program Jokowi. Toni membuka fakta bahwa
partai oposisi lebih senang bermain di isu2 agama, isu PKI dan isu-isu remeh
lainnya.
Kepanikan FZ terlihat dengan
terus menerus memotong pembicaraan Toni sehingga ia tidak bisa menyelesaikan
dengan lengkap apa yang ia sampaikan.
Dan seperti biasa Fadli, dia
memainkan intimidasi dalam berkata-kata seperti "anda partai baru lebih baik
tunjukkan dulu..". Ini khas Fadli dan khas politisi dimana saja. Serang
kelemahan lawan supaya bisa mengaburkan objektifitas tema yang dibahas.
Saya jadi teringat kata-kata Imam Ali
dalam kasus ini, "Mereka yang akalnya melemah, kebanggaan dirinya
menguat". Yang mengartikan, jika tidak mampu melawan dengan akal, pakai
otot supaya menang.
Dan terus menerus FZ menyerang
Toni -yang dibiarkan oleh bung Karni- sehingga yang ada hanyalah debat kusir
tanpa ada hal yang menarik untuk dipelajari. FZ hanya memainkan citra dimata
pendukungnya bahwa ia menguasai panggung, tapi sebenarnya ia kabur dari konteks
pembicaraan yang ada.
Dan terakhir - Fadli mencoba
menggiring Toni supaya ia mengaku bahwa ia sudah memfitnah Fadli dalam
tweetnya. Toni pintar berkelit dari serangan karena ia tahu bahwa rekaman ILC
bisa dijadikan pembuktian di persidangan.
Ah, jadi ingat Jonru nasibnya
yang tidak sadar bahwa ia sedang dijebak mengaku di depan orang banyak.. Jonru,Jonru, kamu kurang lihai nak...
Dari debat Fadli dan Toni,
terlihat bahwa Toni mencoba menjelaskan dengan argumentatif, sedangkan Fadli
destruktif. Tidak ada kesimpulan apapun karena ILC sendiri hanyalah ring tinju
untuk menunjukkan siapa yang kuat bukan siapa yang benar. Penonton kembali ke
rumah dengan pemahaman masing2.
Dan saya yakin, sesudah debat
dengan Fadli di awal acara, Toni pasti bosan menunggu habisnya waktu di ruangan
dingin. Saya dulu aja bulak balik merokok di ruangan sebelah dekat dengan bang
Karni dan cerutu besarnya..
Eh jadi pengen merokok lagi.
Rokok? Jangan.. Rokok? Jangan.. argggghhhh..
Seruput kopi dulu mendingan.