![]() |
Karikatur Pak Tua |
Saya punya teman.
Tiap hari dia mengeluhkan
mertuanya yang selalu saja membuat sensasi dan bentrok dengan warga kampungnya.
Ada saja yang dibuatnya.
Pernah mertuanya tiba-tiba
memelihara anjing besar padahal rumah mereka ada di gang sempit. Ya gaduh
tetangga karena gonggongan si anjing keras setiap kali orang lewat yang juga
pasti ketakutan.
Temanku dan istrinya jelas malu,
tapi gimana lagi mereka tinggal di Pondok Mertua Indah. Akhirnya mereka hanya
bisa menggerutu dalam hati sambil senyum-senyum karena gak enak sama tetangga.
Telisik punya telisik, ternyata
sang Mertua itu caper aja. Dia mantan pejabat di sebuah instansi pemerintahan.
Sudah lama pensiun tapi masih selalu membangga2kan prestasinya dulu saat dia
berkuasa..
Nah, melihat gaya pak Amien Rais,
saya jadi teringat mertua teman itu..
Pak Amien Rais bulan April ini
usianya sudah 74 tahun. Usia yang sebenarnya sudah masuk pada tahapan berserah
diri dan seharusnya banyak meninggalkan nafsu duniawi. Tapi dia tidak bisa...
Kebanggaan Amien Rais adalah
bahwa dia dulu dijuluki "Lokomotif Reformasi". Entah siapa yang
memberi julukan itu, meski saya curiga beliau yang menjuluki dirinya sendiri
begitu...
Prestasi tertingginya sebagai
ketua MPR satu periode saja, meski sebenarnya ambisi tertingginya adalah
menjadi Presiden. Tetapi ia tidak pernah sampai kesana, karena ditelikung Gus
Dur yang akhirnya dijatuhkannya sendiri dengan membentuk poros tengah..
Dan memasuki usia sepuh ini, bisa
jadi ia sedang cari perhatian dengan terus membuat sensasi supaya orang melihat
kembali padanya. Ia terjebak pada masa lalunya dimana ia dulu dielu-elukan
sebagai orang pintar, berkuasa dan calon pemimpin yang potensial. Apalagi ia
Doktor ilmu politik dari Universitas di Amerika..
Apa yang kurang coba ? Yang
kurang cuma keberuntungan saja..
Yang kasihan memang kolega dan
kader di partainya yang harus terus menutupi kelemahannya. Seperti teman saya
yang harus selalu membela mertuanya, kalau tidak bisa diusir dari kenyamanan...
Jadi, melihat tingkah laku pak
Amien Rais, kita cukup senyam-senyum saja. Kita ini seperti tetangga si mertua
yang gondok tapi gimana lagi, dia orang tua. Entar kualat kalo terus menerus
mencacinya..
Akhirnya temanku punya ide jahat.
Dia "meracun" si anjing besar tadi sampe mencret-mencret di dalam
rumah. Rumah jadi bau dan si mertua marah-marah. Terpaksa si anjing diungsikan
entah kemana..
Jadi kayaknya, itu solusinya.
Diracun.. eh, maksudnya, internal partainya mengingatkan, "Pak tua,
sudahlah.. diluar banyak angiiiiinnn.."
Saya gak kebayang, beliau setua
itu harus masuk penjara karena didakwa menyebarkan kebencian..
Mau seruput tapi kopinya gak
ada.. Ya udah, tidur aja..