![]() |
Rini Soemarno dan Luhut |
Berita tentang Rini Soemarno
(dulu Rini Suwandi) sejak dulu simpang siur. Rini diserang dari berbagai arah,
baik dari luar maupun dari dalam koalisi sendiri. Bahkan banyak cerita tentang
peran kakaknya, Ari Soemarno, dalam semua yang berhubungan dengan bisnis
Pertamina.
Rini Soemarno bisa dibilang
menteri yang lumayan misterius. Ia tidak banyak muncul di media massa. Untuk
urusan media, Rini pelit komentar. Ia tidak banyak menonjolkan diri dan sering
bekerja dibelakang layar.
Rini Soemarno dulu dikabarkan
sangat dekat dengan Megawati. Bahkan di era Mega, Rini menjabat Menteri Perdagangan
dan Perindustrian. Tapi banyak kabar yang mengatakan, bahwa hubungannya dengan
Mega renggang saat Jokowi terpilih menjadi Presiden.
Memang mengherankan, kenapa Rini
Soemarno sangat tidak disukai oleh pihak oposisi dan juga koalisi tetapi tetap dipertahankan
Jokowi sebagai Menteri ?
Kemungkinan besar ini berkaitan
dengan tugas Rini di BUMN yang tidak sesuai kepentingan partai koalisi.
BUMN dulu sering disebut sebagai
sapi perah partai. Rini melanjutkan kebijakan Dahlan Iskan menjadikan BUMN sebagai
lembaga profesional. Rini Soemarno sendiri bukan orang partai, ia seorang
profesional dengan latar belakang yang mumpuni.
Bahkan ada selentingan, partai
koalisi dulu mengajukan Rizal Ramli menjadi Menteri supaya bisa menjatuhkan
Rini.
Rizal Ramli dulu paling sering
"mengkepret" Rini saat ia menjabat Menteri. Ia pernah menulis di
twitter, "Inilah Menteri BUMN yang saenaknya dewe, miskin prestasi dan
banyak conflict-of-interest.."
Sayangnya, gak ada setahun malah
ia yang terkepret. Jokowi memberhentikannya karena ia bukannya kerja bener,
malah sibuk ngepret sana ngepret sini. Julukannya harusnya ganti menjadi
"Rajawali yang terkepret".
Prestasi Rini Soemarno paling
mencolok adalah saat ia kembali membenahi Astra. Astra pada tahun 1988,
mengalami kerugian sampai hampir 2ribu triliun rupiah.
Rini langsung mengambil kebijakan
memotong gaji Direksi sampai mengajak karyawan Astra untuk menjadi pemegang
saham. Dan kebijakan2 Rini menyelamatkan Astra - yang sejatinya sudah bangkrut
- sehingga tahun 1999 Astra bisa untung 800 miliar rupiah.
Jika melihat rekam jejak Rini di
Astra, ia tentu melakukan hal yang sama di kementriannya..
Dan benar saja, selama 3 tahun ia
memimpin, keuntungan BUMN naik 30 persen. Bahkan aset BUMN naik 60 persen yang
dari tahun 2014 sebesar 4.500 triliun, ditahun 2017 menjadi lebih dari 7 ribu
triliun.
Inilah kenapa Jokowi tetap
mempertahankannya. Selain karena masih banyak tugas yang diemban Rini Soemarno,
Rini juga mampu memenuhi harapan Jokowi untuk bekerja secara profesional, bukan
karena kehendak partai.
Dan sekarang muncul lagi isu
rekaman suara Rini dengan Dirut PLN. Dan kembali Rini diserang oposisi -
sebagai ruang untuk menyerang Jokowi - dan juga diserang koalisi - untuk
mengincar kursi Rini.
Meski begitu saya yakin Rini
Soemarno tetap akan ditempatnya, karena ini bukan isu pertama yang ia dapat
sejak ia menjabat.
Mungkin Rini Soemarno ingin
mengatakan, "menjadi Menteri BUMN itu berat. Kamu gak akan kuat. Biar saya
saja.."
Seruput..