![]() |
NU |
Berkembangnya aliran Islam garis
keras di NKRI, tidak lepas dari abainya pemerintahan dulu yang membiarkan
mereka besar..
Bahkan mungkin malah
memeliharanya..
Kebiasaan sistem politik kita
sejak lama, suara adalah yang utama. Jadi bagaimana memelihara suara itu supaya
tetap memilih mereka. Konsep itu menjadikan banyak keputusan politik lahir
karena tekanan massa, bukan karena pertimbangan yang sesuai Undang-Undang.
Sebagai contoh, maraknya PKL di
jalan-jalan itu karena mereka dilindungi partai atau kader partai. Kader ini
membutuhkan suara mereka ketika ada pemilihan, karena itu kepentingan mereka
dijaga sebaik-baiknya. Kalau perlu ditambahkan banyak fasilitas supaya mereka
nyaman, meski ia tahu itu melanggar.
Begitu juga dalam agama Islam..
Perkembangan Islam garis keras
selama puluhan tahun melalui pesantren, masjid dan dunia pendidikan, adalah
melalui fasilitas dari pemerintah-pemerintah yang dulu berkuasa. Mereka
diberikan dana bantuan sosial, dana pembangunan masjid, dan segala macam dana
yang membuat kelompok garis keras ini setahap demi setahap membesar dan
menguasai wilayah.
Ketika mereka menguasai wilayah,
maka mereka akan mudah melakukan persekusi dan intimidasi. Bahkan aparat pun
takut bertindak dengan alasan, "supaya tidak menambah keributan..".
Situasi yang terpelihara sejak
lama ini menjadikan Indonesia rawan perpecahan karena ada agenda besar yang
diusung kelompok garis keras ini untuk menguasai negeri, yaitu menjadikan
Indonesia negeri Islam..
Situasi ini sejak lama disadari
oleh salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama.
Sejak awal mereka sudah
mengingatkan akan adanya kelompok global yang ingin merebut Indonesia dan
menjadikan negeri ini berada dibawah kuasanya. Indonesia akan dihilangkan model
demokrasinya dan dijadikan salah satu wilayah pemerintahan, dimana pusatnya ada
di Timur Tengah sana.
Gerakan senyap NU yang berlomba
dengan kelompok Islam garis keras dalam mendekati pemerintahan, membuat
kelompok ini marah besar. NU adalah penghalang utama mereka dalam melaksanakan
misinya.
Sulitnya kelompok garis keras ini
menyusup ke NU karena ada perbedaan mendasar antar mereka dengan NU. Ada
keyakinan-keyakinan yang sangat berbeda, dimana mereka menganggap apa yang
dilakukan NU itu bidah atau musrik - seperti kebiasaan tahlilan dan ziarah
kubur - sehingga mereka sulit beradaptasi di NU. Sedangkan di Muhammadiyah
mereka lebih mudah masuk kesana..
Karena itu yang mereka lakukan adalah
merebut masjid NU dengan tujuan mengambil umat NU. Mereka masuk masjid NU
pertama sebagai tamu, kemudian pelan-pelan masjid dikuasai dan pemahaman umat
disana dijadikan sama dengan pemahaman kelompok garis keras itu..
Inilah yang terjadi selama ini,
yang menjadikan banyak sekali umat Islam yang tadinya ramah, mendadak menjadi
pemarah. Kelompok itu seperti zombie, yang ketika menggigit mangsanya, sang
mangsa akan berubah seperti mereka..
Mereka tidak pernah suka kepada
NU..
Meskipun kadang di publik mereka
selalu mengatakan, "Sesama muslim itu saudara.." Tapi pada intinya
mereka sangat ingin menghancurkan NU. Kebencian mereka akan tampak jelas ketika
NU menjalankan keyakinannya dan mereka langsung menyinyir tanpa batas..
Karena sulit sekali mengambil
alih NU, kelompok garis keras ini membelokkan misinya dengan menguasai
pemerintahan.
Karena itulah mereka membentuk
partai dan ormas, untuk menyusupkan orang-orangnya di eksekutif, legislatif
bahkan yudikatif. Tujuan mereka, jika mereka menguasai pemerintahan, mereka
akan lebih mudah menyetir NU dan menghancurkan ormas itu dengan kekuasaan..
NU pun tidak mau kalah..
Mereka menyusupkan orang-orangnya
ke dalam kelompok garis keras itu. Orang-orang NU harus melakukan siasat - dengan
bergaya seperti kelompok garis keras - untuk bisa mengendalikan mereka dari
dalam. Di luar, NU bekerjasama dengan pemerintahan untuk menghancurkan mereka..
Dan seperti kita lihat, NU masih
memenangkan pertandingan. Salah satu tentakel kelompok garis keras, seperti
HTI, langsung dibungkam..
Perang ini sebenarnya nyata dan
terasa, tapi tidak banyak yang mengira karena masih terlihat aman-aman saja.
Tapi bentrokan-bentrokan dan pengusiran tokoh garis keras seperti yang terjadi
beberapa waktu lalu di daerah oleh Banser dan Ansor, seharusnya membuka mata..
Karena itu, sebagai warga negara
yang perduli pada kebhinekaan dan cinta pada negeri, kita seharusnya berada di
belakang NU, bergandengan tangan dengan mereka.
Kita masih aman sekarang ini,
masih karena ada NU. Kalau tidak, kita bisa seperti Afghanistan, dimana ada
kelompok keras seperti Taliban yang akan menguasai wilayah karena berhasil
memprovokasi warga.
Dan kesuksesan NU inipun menarik
perhatian pemerintah Afghanistan, untuk belajar bagaimana mempertahankan negara
dari kelompok garis keras yang masih banyak disekitar mereka. Karena itu
dibangunlah NU Cabang Afghanistan..
Percayalah, ngopi dengan
orang-orang NU itu mengasyikkan. Mereka orang yang sangat memahami perbedaan.
Karena buat mereka, apapun rokokmu, mau itu Gudang Garam, Djarum, ataupun
Sampoerna Mild, selama membawa kenikmatan bagimu, silahkan.
Kan kalau banyak yang merokok itu
enak. Pas habis, ada teman untuk diminta. Karena mulut asem itu lebih berbahaya
dari amukan istri di rumah yang kurang uang belanja.