![]() |
Pertamina |
"Restoran ini dalam 10 tahun
ke depan, akan menghasilkan pendapatan 10 milyar rupiah.."
Begitu kata saya pada Roy Sukro.
"Ah, yang bener aje.. " Kata Sukro sambil megang panci yang pantatnya
sudah hitam. Ia mikir, ini dibawa pulang jangan ya?
Baca PERTAMINA MAU DIJUAL
Saya memberikannya kalkulasi,
hitung2an dimulai dari berapa orang yang selalu lewat depan restoran, berapa
orang yang mampir setiap hari, berapa makanan yang terjual dan lain-lain.
Dan dari hitungan itu, tampak
POTENSI pendapatan restoran dalam 10 tahun ke depan memang 10 milyar rupiah.
Roy Sukro ikut menghitung, sambil
berpikir, "Hmm bener juga ya.."
Ia lalu bilang, "Oke, saya
masukin duit 1 milyar. Dengan begitu saya punya hak 10 persen dari potensi
keuntungan restoran..".
Loh, Roy Sukro sudah masukin duit
duluan 1 milyar di depan. Kenapa dia yakin banget bahwa bisnis restoran saya
menguntungkan ?
Karena menurut hitungan Roy
Sukro, bisnis restoran saya punya potensi mendapat untung 30 milyar dalam 10
tahun. Kalau dia punya saham partisipasi 10 persen kan uangnya nanti jadi 3
milyar rupiah. Untung 2 milyar dia. Tapi dia juga bisa rugi kalau hitungan kami
tidak tepat..
Apa yang Roy Sukro beli dari saya
? Yang dia beli adalah POTENSI. sekali lagi, POTENSI. Bukan sesuatu yang sudah
terjadi.
Inilah yang disebut hak
partisipasi atau "participating interest".
Familiar dengan kata itu ? Ya,
kalau baca tentang bagaimana divestasi saham Freeport, pastilah ada PI atau
participating interest Rio Tinto sebesar 40 persen di PT Freeport Indonesia.
Ini juga yang akan diberlakukan
Pertamina terhadap bisnis2 di unit usahanya.
Jadi yang saya jual ke Roy Sukro
adalah potensi pendapatannya. Potensi itu juga aset, tapi aset tidak berwujud
atau intangible.
Sedangkan rumah saya yang
dijadikan restoran, itu disebut tangible atau aset yang berwujud. Aset yang
berwujud tidak ikut dijual karena itu sepenuhnya hak milik saya.
Participating Interest ini mirip
model ijon. Dimana seorang pengijon memborong padi yang masih muda dengan cash
di depan dan harga murah.
Petani dapat modal untuk
memelihara padinya, si pengijon dapat untung nanti waktu padi sudah panen
dengan harga pasar.
Model bisnis dalam perusahaan
besar itu macam2, bukan model jualan sarung dipasar. Skemanya bisa sangat
rumit, tergantung komoditi apa yang diperdagangkan.
"Kalau begitu, saya bawa
dulu panci pantat hitam ini sebagai jaminan.." Kata Roy Sukro. "Nanti
saya balik kesini lagi, tolong kompornya siapkan. Saya juga koleksi kompor
bekas.. " Senyumnya girang dibalik kumisnya yang lebat dan sama sekali
tidak merangsang..
Saya menatap cangkir kopi saya.
Roy juga menatapnya. Saya genggam erat2, melihat Roy begitu napsu menatapnya.
"Kenapa ?" Tanya saya gemetar.
"Itu... Cangkirnya seksi
juga kelihatan.."