![]() |
SBY dan Prabowo |
"Politik adalah seni
kemungkinan..". Meski kita melihat ada kekompakan
pada team oposisi bersamaan dengan pertemuan SBY dan Prabowo, sebenarnya titik
ketegangan justru berada disana..
Dari luar kita melihat, bahwa ada
koalisi Demokrat-Gerindra yang akan melahirkan pasangan Capres Prabowo-AHY.
Tapi ternyata tidak semudah itu.
Terutama bagi Prabowo..
Dari "bisik-bisik
tetangga", SBY punya rencana lain yang menurutnya jitu, yaitu mengawinkan
Anies-AHY. Menurut SBY, Prabowo sudah usai dan pasti akan kalah. Karena itulah
ia ingin ada pasangan lain untuk memenangkan pilpres ini. Dan itu adalah kedua
pasangan muda untuk melawan Jokowi.
SBY bisa memberikan tekanan itu
kepada Prabowo, karena Gerindra sedang dalam posisi tidak punya logistik untuk
Pilpres nanti. Dan mereka datang ke Demokrat menawarkan kursi bagi AHY -anak
kesayangan pepo dan memo- dengan imbalan logistik harus siap untuk
pertarungan.
Memangnya Anies bisa maju sebagai
Capres? Kan waktunya sudah tidak cukup jika harus minta ijin ke Presiden?
Bisa. Ada 2 skenario yang akan
dijalankan SBY. Pertama, Anies mundur dari Gubernur dan DKI akan diserahkan
kepada Gerindra melalui Sandiaga Uno. Jika Anies mundur, maka dia tidak perlu
minta ijin pada Presiden.
Kedua, oposisi tidak akan
mengajukan pasangan Capres lawan Jokowi. Dengan begitu, hanya ada satu pasangan
Capres pada tanggal 4-10 Agustus. Dan jika hanya satu paslon, maka pendaftaran
akan diperpanjang 14 hari. Ini cukup waktu bagi Anies untuk minta ijin ke
Presiden.
Jadi, paham kan? Bentar seruput
kopi dulu..
Oke, lalu bagaimana nasib Prabowo?
Sebenarnya masalahnya bukan di
nasib Prabowo, tapi bagaimana nasib Gerindra jika Prabowo tidak nyapres?
Seperti kita tahu Pileg dan
Pilpres akan berbarengan. Dan jika Prabowo tidak nyapres, maka sudah dipastikan
suara Gerindra hancur-hancuran saat Pileg nanti.
Ya, Prabowo adalah marwah
Gerindra. "Gak ada elu, gak rame.." begitu kata simpatisan Gerindra
yang akan mencoblos di pemilihan legislatif nanti. Dengan Prabowo tidak ada,
maka banyak pemilih Gerindra akan mencoblos partai lain.
Jika di tahun 2019 nanti suara
Gerindra hancur, maka tahun 2024 nanti, mereka tidak akan dihargai sebagai
partai besar dan gampang dimainkan. Gerindra bisa kacau, bahkan akan dikuasai
lawan, seperti Golkar ketika Aburizal Bakrie tidak jadi Nyapres, yang akhirnya
pecah dan dikuasai pihak seberang..
Ini buah similikiti bagi Prabowo.
Dimakan, kampret mati. Gak dimakan, kampret mati juga. Jadi kampret emang susah
banget hidupnya yak.
Prabowo harus menghitung mana
kerugian paling besar sebelum mengambil keputusan. Dan jelas, kerugian paling
besar adalah ketika Gerindra hancur lebur..
Prabowo harus memaksakan diri
untuk Nyapres, untuk menyelamatkan Gerindra. Dan jika Demokrat tetap tidak
setuju, maka Gerindra akan berpasangan dengan PKS, kemungkinan besar
Prabowo-Salim Segaf al Jufri dari PKS.
Mungkin juga PKS menawarkan
Anies. Tapi Anies terlalu gengsi untuk jadi Cawapres. Wong, mimpinya jadi
Presiden.
Sedangkan Demokrat tidak mungkin
hanya berpasangan dengan PKS, karena tidak cukup suara.
Loh kan masih ada tambahan kursi
dari PAN??
Hehe, PAN realistis aja. Mereka
sudah menghitung tidak mungkin menang jadi oposisi. Jadi, daripada kering
kerontang selama 5 tahun, ya gabunglah dengan Jokowi. Nanti Amien Rais pasti
akan bilang sambil senyum-senyum manja, "Saya kemaren cuman guyon aja.."
Itulah kenapa Fadli Zon memaksa
supaya Prabowo deklarasi sebagai Capres secepatnya. Karena jika tidak, maka dia
bisa tersingkir dari jabatan Wakil Ketua di partai. Lha, udah gak ada Prabowo,
gak ada lagi tempat bergantung.
Kebayang kan sumpeknya sempak di
kubu oposisi?
Karena itu, mari kita berdoa pada
Tuhan supaya warga Lombok yang terkena musibah gempa segera mendapat
pertolongan dan situasi segera aman.
"Lho bang, apa hubungannya
ama situasi Prabowo??"
"Emang gua pikirin!!"
Mending minum kopi..