![]() |
Jokowi |
Baru kali ini Susilo Bambang
Yudhoyono resah.
Ketua umum Partai Demokrat ini
merasakan "pemberontakan" di para kadernya karena sikap Demokrat yang
mendukung Prabowo dalam Pilpres 2019. Suara-suara dari bawah yang menyerukan
untuk "Dukung Jokowi" makin lama makin keras dan menggema.
Demokrat sendiri melakukan survei
internal dan menemukan bahwa 20 persen kadernya menyatakan dukungan Jokowi. Dan
hitungan itu bisa lebih besar dari yang kelihatan, karena banyak kader yang
menyembunyikan dukungan pribadinya supaya tidak terlihat berbenturan dengan
sikap partai.
Lukas Enembe, Gubernur Papua
menyatakan, "Harga mati, 3 juta suara Papua untuk Jokowi." Bagi
Lukas, kerja Jokowi untuk Papua adalah bukti. Lukas sendiri adalah ketua DPD
Demokrat Papua. Dengan berani Lukas menyatakan, "Siap diberi sanksi oleh
Demokrat."
Gerakan kader Demokrat Papua
untuk mendukung Jokowi juga terjadi di Jawa Timur. Pakde Karwo ketua DPD
Demokrat Jatim, juga menyatakan akan mendukung Jokowi. Dan gerakan
"ramai-ramai dukung Jokowi" ini juga diikuti oleh NTT dan kabarnya
juga Banten.
Gelisah dengan situasi yang tidak
menguntungkan ini, SBY berencana mengumpulkan seluruh kader di Jakarta.
Bukan hanya Demokrat, kader PKS
dari Maluku Utara juga menyatakan sikap untuk mendukung Jokowi. Gubernur Malut,
Abdul Ghani Kasuba berkata, "Tidak ada pilihan lain, saya dukung
Jokowi...". Sebelumnya seorang kader PKS di Medan juga menyatakan untuk
"dukung Jokowi".
Kenapa mereka ramai-ramai dukung
Jokowi?
Karena memang apa yang dilakukan
Jokowi dalam membangun wilayah mereka yang dulu tertinggal tampak nyata dan
dirasakan rakyat. Dan kepala daerah yang partainya berlawanan sikap dengan
Jokowi, tidak mampu membendung arus dukungan rakyatnya. Mereka harus mengikuti
arus, jika tidak terkapar.
Dari Partai Amanat Nasional,
mantan petingginya Soetrisno Bachir pun menyatakan sikap mendukung Jokowi. Dan
kabarnya, ribuan kader PAN juga akan mendeklarasikan diri mendukung Jokowi.
Dari Gerindra sendiri juga
begitu. Bupati Sragen dari Gerindra menyatakan akan mendukung Jokowi dua
periode.
Menarik melihat fenomena
bagaimana mereka yang partainya mendukung Prabowo, kader-kadernya berlawanan
sikap dengan mendukung Jokowi. Mungkin akal sehat mereka tidak menerima,
bagaimana bisa partainya mendukung Prabowo yang belum teruji kinerjanya?
Mungkin sudah saatnya SBY kembali
merenungkan sikapnya. Di kubu oposisi Demokrat pun tidak mendapat keuntungan
apa-apa, bahkan bisa saja suara mereka tergerus di pemilu legislatif karena
dukungan yang salah.
Di kubu oposisi sekarang ini
Capresnya dari Gerindra, Cawapresnya dari Gerindra, bahkan ketua timsesnya pun
kabarnya dari Gerindra. Terus Demokrat ngapain aja?
Mungkin sudah saatnya SBY
mengambil gitarnya kembali dan mulai berencana membuat album musik untuk ke
sekian kali.
Judul albumnya mungkin,
"Jokowi sekali lagi..." ehhh....
Saya sih lebih senang seruput
kopi melihat bagaimana Jokowi memainkan caturnya dengan lihai, yang membuat
benteng pertahanan lawan tandingnya pelan-pelan terurai.
Silakan diseruput selagi panas.
Tagar.id
Tagar.id