![]() |
Prabowo Subianto |
"Indonesia terancam menjadi
negara miskin selamanya!". Begitu pidato Prabowo Subianto
dalam seminar nasional Paradoks Indonesia di Hotel Sahid tadi. Sebuah seruan
yang menakutkan, melihat bagaimana situasi Indonesia kedepan..
Tapi, benarkah begitu ? Bahwa
Indonesia akan terancam miskin selamanya ?
Ternyata tidak. Pertumbuhan
ekonomi Indonesia terus naik dari tahun ke tahun. Tahun 2015, pertumbuhan
ekonomi Indonesia ada di 4,8 persen. 2016 di 5 persen. 2017 naik 5,1 persen.
Dan di 2018 ini diperkirakan naik menjadi 5,2 persen.
Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia
naik terus setiap tahun, lalu kenapa Prabowo bilang bahwa Indonesia terancam
miskin ?
Jawabannya hanya satu, kemiskinan
adalah jualannya. Atau lebih tepatnya, menjual ketakutan akan kemiskinan.
Narasi ketakutan terus menerus
digiring oleh koalisi Prabowo. Mulai dari takut ekonomi runtuh, takut PKI,
takut asing dan aseng dan banyak ketakutan lainnya. Ini penting bagi mereka,
karena dengan begitulah mereka berpotensi menang. Mereka harus melakukan
antitesa dari lawan politiknya yang petahana, meski untuk itu mereka harus
abaikan data sebenarnya.
Hoaks kemiskinan ini akan terus
digulirkan. Rakyat harus ditakut-takuti bahwa situasi sedang runyam. Dan
Prabowo adalah Superman yang bisa menyelesaikannya.
Dollar masa Jokowi berpotensi
sampai 15.000 rupiah, sedangkan nanti kalau Prabowo berkuasa bisa 1 rupiah.
Pendukung Prabowo mengabaikan faktor lemahnya dollar karena situasi global
seperti perang dagang Amerika vs China.
Pokoknya kalau ada kesempatan
sikat Jokowi, hajarrr... Masalah data, abaikan !
Tidak akan pernah kita lihat
narasi optimis dari koalisi Prabowo. Semua harus menakutkan. Harus pesimis.
Karena optimisme sudah dibangun Jokowi.
Perhatikan, tidak ada program
apapun yang disampaikan kelompok Prabowo. Yang ada hanya takut, takut dan
takut. Kenapa begitu ? Karena ternyata rasa takut bisa mengontrol sebuah
komunitas. Ingat zaman Soeharto, yang mengontrol negara dengan rasa takut,
supaya negara tidak bergejolak.
Jadi dari narasi-narasi ini, kita
bisa tahu bagaimana Prabowo akan memimpin kita nanti. Dengan rasa pesimis dan
rasa takut sebagai senjata. Kita akan terus dibuat pesimis dan takut akan hal
yang tidak ada wujudnya.
Pantas saja Tifatul Sembiring
sudah ketakutan sejak awal. Sehingga tidak mampu beli telor untuk nyeplok di
rumah, karena takut akan miskin selamanya. Atau Roy Suryo yang takut gak bisa
masak, sehingga harus koleksi panci-panci yang banyak.
Kalau saya cuma takut kopi habis
di rumah. Mau ke warung, takut ditagih hutang. Akhirnya cuman manyun sambil
seruput air panas, trus bayangin kalau itu kopi hitam yang nasgitel, manis legi
dan kuenteelll...
Serumffuuutttt..