![]() |
Kirab Satu Negeri |
Menjaga Indonesia itu tidak
mudah....
Negeri yang ditakdirkan terdiri
dari banyak suku, ras dan agama ini mendapat anugerah dengan ikatan dalam
bentuk negara kesatuan, bukan kerajaan. Itu berarti secara otomatis kita semua
yang berbeda melebur menjadi satu, dengan sebuah identitas kebangsaan.
Tetapi akhir-akhir ini rasa
persatuan itu tercederai dengan ulah sebuah komunitas, kelompok kecil dengan
identitas keagamaan yang merasa dirinya paling benar. Mereka memaksakan
keyakinannya dengan cara kekerasan, menjajah kemerdekaan orang lain yang berkeyakinan
berbeda. Peristiwa-peristiwa itu meletup di beberapa daerah dan membangun rasa
kecurigaan juga dendam.
Kelompok ini walau kecil tidak
bisa dianggap remeh. Virus yang mereka tularkan itu berhasil menghancurkan
banyak negara seperti Suriah dan Irak, merusak kebhinekaan mereka dan memakan
banyak korban jiwa. Sebuah pelajaran yang harus dipetik oleh kita dan menjadi
bahan kajian supaya tidak bernasib sama.
Masih untung kita ada Nahdlatul
Ulama....
NU adalah organisasi massa
terbesar di Indonesia berbasis keagamaan. Mereka sudah berkomitmen untuk
menjaga tanah air ini dengan segenap darah dan jiwa mereka. Gerakan mereka yang
diwakili oleh kelompok kepemudaan yang bernaung dibawah nama GP Ansor dan
Banser, terus bergerak untuk menjahit kembali luka-luka yang ditimbulkan oleh
arogansi kelompok kecil yang beragama sama.
Sejak 16 September, Ansor dan
Banser NU melakukan kirab satu negeri. Mereka bergerak menunjukkan identitas
mereka bukan untuk mengancam, tetapi justru mengingatkan mereka yang berbeda
keyakinan untuk melangkah bersama menjaga negeri ini.
Mereka seakan berkata,
"Jangan takut, kami ada" sebagai pengingat bahwa sebagian besar
masyarakat ini bukan kelompok anarkis dan radikal. Yang bisa kita lakukan hanya
bergandeng tangan dan saling menghormati sekaligus menunjukkan bahwa kita tidak
ingin terpecah.
Tanggal 26 Oktober, 100 ribu
anggota Ansor dan Banser NU di Yogyakarta akan melakukan deklarasi kebangsaan,
sekaligus mengingat kembali Sumpah Pemuda kita. Jangan karena kelompok kecil
yang anarkis, kita jadi terpecah. Dan mereka juga mengundang semua warga untuk
ikut hadir di sana.
Harus diakui, tanpa Nahdlatul
Ulama, sudah lama kita terpecah. Karena ada kelompok mengatasnamakan agama yang
menyakiti agama lain dengan semua aksi provokasinya. Jika tidak ada kelompok
agama moderat, kita bisa seperti Lebanon yang perang saudara antar-agama selama
15 tahun lamanya.
"Jangan pernah lelah
mencinta Indonesia," pesan Gus Yaqut Cholil Qoumas Ketua umum Ansor dan
panglima tertinggi Banser NU. Kecintaannya pada negeri inilah yang ditularkan
pada sekian puluh juta anggotanya untuk tetap berada pada jalur yang benar. Dan
kita terselamatkan dari perpecahan.
Jujur, bersama mereka, saya
merasa percaya diri, bahwa negeri ini akan menjadi besar. Karena selain aparat
keamanan, Ansor dan Banser NU lah benteng terkuat kita menjaga negeri dari
perpecahan sektarian.
Jangan pernah lelah mencinta
Indonesia.
Saya tidak pernah lelah. Setiap
tarikan napas saya, setiap detak jantung saya, dan setiap tarikan seruput kopi
saya, hanya ada satu tujuan, bagaimana menjaga negeri ini supaya tetap seperti
yang diamanatkan para pendiri bangsa.
Dan itulah jihad yang
sebenar-benarnya.
Jika kita satu barisan demi
Indonesia, mari angkat cangkir kopinya..