![]() |
Jokowi dan Santri |
Ada yang menarik di negeri Iran..
Disana, seorang ulama atau orang
yang sangat mengerti ilmu agama bukan saja hanya menjadi pengajar agama saja.
Tetapi mereka juga adalah pengajar di bidang lainnya, seperti keuangan, ekonomi
sampai strategi perang.
Jadi sudah biasa disana ketika
seorang yang berada pada level Ayatollah atau level tertinggi ulama di Iran
yang juga ahli ekonomi, masih belajar ke Ayatollah juga yang ahli statistik
misalnya.
Ilmu adalah harta terbesar di
Iran selain sumber daya alamnya. Iran adalah negeri relijius dengan pimpinan
tertinggi adalah seorang ulama, tetapi juga menganut konsep demokrasi dan
berbentuk Republik. Berbeda sekali dengan negara muslim di Timur Tengah lainnya
yang biasanya berbentuk monarki atau kerajaan.
Model inilah yang ingin
diterapkan Jokowi di Indonesia..
Kedekatan Jokowi dengan para
santri atau pelajar agama, bukan hanya kedekatan menjelang situasi politik
saja. 22 Oktober 2015, Jokowi lah Presiden yang menetapkan hari santri sebagai
hari nasional. Hari santri ditetapkan Jokowi sebagai penghargaan kepada para
santri yang dulu berjuang mempertahankan negara ini.
Tetapi lebih dari itu, Jokowi
juga punya mimpi ingin menaikkan level santri ke kancah nasional bahkan
internasional. Santri di pesantren bukan hanya belajar agama dan menjadi pemuka
agama saja. Mereka juga diharapkan menguasai life skill dan ahli dibidang non
agama seperti sains.
Ada lebih dari 4 juta santri di
Indonesia menurut Kementrian Agama, dan 10 persennya menjadi kader ulama dan
guru agama. Sisanya yang terbesar dikembangkan ke arah wirausaha profesional
dan profesi lainnya.
Sebagai negara dengan jumlah
muslim terbesar di dunia, Indonesia sejatinya adalah negeri relijius yang
berdemokrasi mirip dengan negara Iran. Hanya dalam pengembangan teknologi, Iran
jauh lebih maju karena mereka sudah lebih dulu menggabungkan agama dan sains
dalam pelajaran-pelajaran di sekolah agamanya, sehingga santri tidak lagi
identik dengan profesi sebagai pengajar agama saja.
Meskipun hari santri baru
ditetapkan 3 tahun lalu, tetapi kita bisa melihat kemana arah pengembangannya.
Pesantren-pesantren nanti akan berkawan dengan teknologi dan keilmuan lainnya
sehingga mereka tidak gamang ketika berurusan dengan ilmu selain agama. Ada
pesantren khusus IT, ada pesantren khusus desain, pesantren khusus ilmu fisika
dan banyak lagi.
Masuk ke pesantren pun satu saat
akan berbeda...
Ketika masuk lingkungan pesantren
nanti, kita akan disuguhi dengan visual masa depan. Pesantren tidak ubahnya
pendidikan dasar keilmuan berbasis sains sebelum memasuki bidang profesi yang
lebih spesifik.
Indonesia akan memasuki era
dimana "teknologi" berkembang sebagai penjawab kebutuhan zaman dan
"agama" sebagai kontrol terhadap keilmuan supaya tidak disalahgunakan
menjadi musuh kemanusiaan. Inilah yang disebut sebagai titik keseimbangan..
Karena itu penetapan hari santri
di tahun 2015 lalu adalah tonggak penting untuk menuju Indonesia masa depan.
Demokratis sekaligus relijius tersaji dalam satu nampan besar..
Kepada para santri yang sedang
belajar, selamat hari santri. Kelak negeri ini akan bergantung banyak pada
kalian..
Seruput dulu kopinya..