![]() |
Demo HTI |
Akhirnya senjata makan tuan....
Sebenarnya mulai terbuka kenyataan pahit bagi sebagian orang, bahwa bendera
hitam yang selama ini mereka agungkan adalah bendera teroris. Yang
membongkarnya adalah pemerintah Arab Saudi, yang notabene selama ini menjadi
panutan mereka sendiri terhadap model Islam.
Pemerintah Arab Saudi sempat menahan Rizieq Shihab yang dikabarkan menaruh
bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid itu di tempat tinggalnya. Dan tanpa
bantuan dan jaminan dari Kedubes Arab Saudi, Rizieq dalam posisi yang berbahaya
karena bisa jadi ia dituding akan makar. Tudingan makar di Saudi jelas berat,
karena taruhannya kepala hilang.
Seharusnya di sini masalah selesai. Lalu ada permintaan maaf kepada Banser
NU yang sudah membakar "bendera teroris" itu karena sudah bertindak
benar. Tetapi namanya kaum ngeles, mereka malah sibuk membersihkan diri dengan
mengatakan bahwa "itu jebakan", "fitnah kepada Rizieq
Shihab" sampai yang lucunya, mendadak mereka bilang bahwa "itu
bendera ISIS".
Lha, berarti demo kemarin-kemarin itu membela bendera ISIS dong ??
Dari sini sebenarnya kita bisa menilai, manusia seperti apa mereka yang
sibuk membela "bendera teroris" itu. Kaum munafik yang hanya mencari
pembenaran dan melakukan politisasi terhadap agama yang selama ini mereka
yakini. "Apakah mereka bukan kaum yang berpikir ?" begitu ayat Tuhan
menampar mereka dengan telak, tetapi mereka tidak sadari karena akal sudah
gelap.
Selalu menarik cara Tuhan membuka topeng-topeng kemunafikan ketika manusia
menggunakan ayat-ayatNya untuk dipermainkan. Lidah-lidah mereka berputar balik
dengan cepatnya, tanpa rasa takut bahwa mereka sudah memfitnah agamanya
sendiri. Semua demi nafsu berkuasa dan kebencian yang menjadikan mereka
"berani" bermain di wilayah keimanan.
Dan di sini peran pemerintah juga penting supaya orang banyak sadar bahwa
"mereka salah".
Pada sisi ini, kerja sama pemerintah Indonesia dengan Arab Saudi perlu
dalam hal memberlakukan larangan pengibaran simbol apa pun yang berhubungan
dengan Hizbut Tahrir dan terorisme, supaya banyak orang yang tidak mengerti
mulai paham dan mulai menjaga diri mereka sendiri supaya tidak mudah dicuci
otak oleh kaum radikal.
Cap "bendera teroris" harus dimunculkan dengan tegas dan apa pun
simbol yang berkaitan dengan terorisme harus ditindak juga dengan tegas. Tanpa
ketegasan itu, bayangkan betapa banyak orang yang terjebak dalam pemahaman yang
salah bahwa bendera hitam itu adalah bendera Nabi Muhammad SAW?
Ibarat seorang bapak, pemerintah harus mulai mengajari
"anak-anak"nya mana yang salah dan mana yang benar. Jika tidak bisa
pakai tangan sendiri, pakai tangan orang lain juga memungkinkan. Buat saja nota
kesepahaman dengan Arab Saudi terhadap "simbol-simbol" yang dilarang
dan sebarkan ke banyak tempat ibadah atau diumumkan melalui media, supaya
bangsa ini bisa menjaga dirinya sendiri dari antek-antek radikal yang
bersembunyi dalam baju agama.
Kalau mereka mau demo, ya sana demo ke Kedubes Saudi jika berkenan.
Jangan sampai negeri ini abai terhadap sinyal-sinyal yang begitu terbuka di
depan mata. Masak harus menunggu negeri ini hancur dulu baru kita sadar bahwa
ada bahaya Penyesalan itu selalu datang
terlambat. Kalau duluan, namanya pendaftaran.
Seruput kopinya dulu, kawan.
Tagar.id