![]() |
Cawapres Sandiaga Uno |
Selesai sudah acara reuni dari
Monas University yang diperkirakan menelan biaya seratus miliar rupiah itu.
Para peserta sudah pulang ke
rumah masing-masing dengan kebanggaan karena merasa sudah berjihad, padahal
sebagian orang menilai mereka sebenarnya ditunggangi politik. Dan memang kental
sekali bau politiknya karena di sana ada yel-yel dukung Prabowo sebagai Capres
2019. Banyak tokoh politik yang hadir memberikan orasi termasuk Prabowo.
Tapi, eh, di mana Sandiaga Uno?
Sandiaga Uno ternyata tidak ikut
reuni. Biasanya ia muncul dengan wajah dan tingkah lucu, tapi panggung yang
besar itu tampak sepi dari kehadirannya. Ke mana dia?
Cari sana cari sini, dapatlah
berita tidak mengenakkan dari seorang teman bahwa memang Sandi tidak diundang
ke acara reuni akbar itu. Kenapa? Tanyaku. Karena ada sedikit gesekan antara
Prabowo dan Sandi dalam masalah pencapresan ini.
Gesekan? Wah menarik ini pikirku.
Saya juga sudah menduga bahwa pasti akan terjadi gesekan antara kedua orang
ini.
Kalau melihat apa yang terjadi
sebelum penentuan Cawapres, Prabowo sebenarnya mencari orang yang bisa
menyediakan logistik besar untuk bergerak. Dan karena Demokrat hanya
janji-janji saja, Sandi masuk dengan janji dan dp untuk meyakinkan Prabowo
bahwa ia bisa mendapat dana dari luar untuk biayai gerakan mereka.
Tapi ternyata dana yang
dijanjikan Sandi tidak kunjung datang. Ini yang membuat Prabowo kesal. Mau
marah tapi sudah terlanjur. Kan gak mungkin Prabowo pecat Sandi jadi Cawapres
dan menggantinya dengan orang lain? Di sinilah kelihaian Sandiaga dengan jurus
bangau dan kepala petenya yang sudah mengecoh Prabowo.
Akhirnya Prabowo terpaksa
"manggung" kecil-kecilan di dalam gedung atau nama kerennya indoor.
Padahal di 2014 lalu, kegiatan kampanyenya selalu ada panggung dan massa besar.
Bisa joget-jogetan dan ada penyanyi dangdut yang dibayar mahal.
Lama-lama Prabowo gak tahan juga
tidak berada di panggung besar. Proposal 212 diterimanya dan digeberlah acara
itu untuk menaikkan elektabilitasnya.
Tapi Sandiaga tidak diundang.
Lha, jangan sampai panggung itu malah digunakan Sandi untuk menaikkan namanya
sendiri. Itu panggung Prabowo. Sandi lalu dilempar ke luar kota sebagai
"hukuman" karena tidak sesuai dengan harapan.
Beda dulu saat 2014, di mana
setiap ada Prabowo di situ ada Hatta Rajasa, cawapresnya. Mereka seperti mimi
mintuno, tidak bisa lepas satu sama lain. Sama Sandi ini Prabowo berasa kikuk.
Mau marah dia Cawapres, gak marah tapi ngeselin.
"Jauh jauh deh lu.."
begitu mungkin kode Prabowo sehingga tidak mau berdekatan dengan Sandi saat
acara puncak. Sandi mau apa, ya terpaksa pergi sejauh yang dia bisa.
Kisah seteru ini menarik meski
hanya terdengar dalam bisik-bisik di warung kopi. Ya gak mungkin dong tampil
keluar karena bisa menghancurkan citra "kekompakan" dan bisa
menurunkan elektabilitas.
Bagaimana kisah dua insan ini
selanjutnya?
Kita nantikan saja dalam film
"Bernapas dalam Pilpres" yang kabarnya sudah ditonton 8 juta orang
dan banyak penonton yang kesurupan.
Tagar.Id