Melihat sejarah Freeport, kita
seperti melihat sejarah Indonesia.
Tambang gunung Grasberg, pertama
kali ditemukan tahun 1936, oleh Jean Jacques Dozy, seorang penjelajah Belanda.
Kemudian tahun 1960, Forbes Wilson mengunjungi tambang itu dan dituangkan dalam
buku "Conquest of Copper Mountain". Kemudian laporan itu diteruskan
ke Presiden Freeport, Bob Hills di New York, Amerika.
Dari hasil penelitian itu,
Freeport bermaksud mengeksplorasi tambang mineral besar itu.
Sayangnya, pada saat itu hubungan
Belanda dan Indonesia panas saat memperebutkan Irian Barat. Soekarno pun
bermaksud mengakuisisi tambang di Papua itu dengan menurunkan pasukan di Papua
tahun 1961.
Freeport jengkel sekali, tambang
itu bisa lepas dari tangan mereka. Apalagi Presiden Amerika, John F Kennedy,
seperti setuju dengan tindakan Soekarno itu.
JFK kemudian dibunuh tahun 1963.
Tahun 1965, terjadilah kudeta PKI dan Soekarno tersingkir dari politik negeri
ini. Tragis. Freeport menang, kemudian menguasai tambang di tahun 1967, di
bawah kepemimpinan Soeharto.
Selama 51 tahun, Freeport
berpesta pora dengan hasil tambang itu. Jutaan ton emas dan mineral dibawa ke
Amerika dan Indonesia hanya dapat 9 persen keuntungan dengan laporan yang apa
adanya. Pejabat-pejabat Indonesia senang, karena ada dana tutup mulut yang
sangat besar yang bisa dimakan tujuh turunan.
Mimpi Soekarno untuk menguasai
tambang Freeport dibawa terus oleh Jokowi. Dan ketika menjabat, ia membuat
keputusan kontroversial untuk menguasai kembali tambang Freeport dengan semua
tenaga yang ada.
Jokowi berhasil, di tengah
nyinyiran dan hujatan para pengkhianat yang tidak ingin Freeport kembali ke
pangkuan negeri ini. Ia sejak lama ingin dijatuhkan dengan cara-cara yang
menimpa Soekarno dulu, tetapi gagal. Jokowi menang dan tersenyum bangga karena
di masa jabatannya ia berhasil mengukir sejarah.
Soekarno pasti tersenyum senang
kepada Jokowi, anak ideologisnya. Hanya Jokowi yang berhasil merebut kembali
tambang Freeport ke tangan Indonesia. Tambang itu bukan hanya masalah cadangan
emasnya yang masih sangat besar, tetapi juga simbol kedaulatan negeri ini.
Soekarno mungkin pernah datang ke
mimpi Jokowi dan mengingatkannya, "Perjuanganku lebih mudah karena melawan
penjajah. Tapi perjuangan kalian akan lebih berat, karena melawan saudara
sendiri".
Jokowi sangat sadar itu dan
ketakutan Soekarno dijadikannya sebagai senjata untuk melawan semua rasa
khawatir yang menjangkiti anak buahnya.
Sesudah berhasil mengambil alih
Freeport, Jokowi mungkin menyendiri sambil ngobrol dengan inspiratornya itu,
"Bung, Freeport sudah kita rebut kembali. Semoga Bung tenang di alam
sana...."
Ah, secangkir kopi rasanya jadi
nikmat sekali.
Tagar.Id