![]() |
Jokowi dan Warga Garut |
Kasus Baasyir terus mencuat....
Pembebasan bersyarat yang
dimintakan oleh pengacara Abu Bakar Ba'asyir dan dikabarkan sudah disetujui
Jokowi, menuai kontroversi.
Banyak pendukung Jokowi yang
marah mendengar berita akan dibebaskannya Ba'asyir. Mereka menuding Jokowi
lemah terhadap terorisme karena Ba'asyir dikenal sebagai "bapak"
teroris Indonesia. Dan sebagian pendukung menggelorakan kata Golput sebagai
alternatif.
Di satu sisi, timses Prabowo
menuding bahwa Jokowi melakukan pencitraan karena ingin membebaskan Ba'asyir
mendekati Pilpres 2019. Mereka memang berharap Jokowi tidak membebaskan
Ba'asyir, karena itu bisa menarik pemilih mereka yang banyak kaum radikal untuk
memilih Jokowi. Dan ini kerugian besar buat Prabowo.
Banyak yang tidak tahu, bahwa
sebenarnya kondisi Ba'asyir yang sudah sakit-sakitan di penjara ini, adalah
senjata besar kubu Prabowo untuk menghantam Jokowi. Keluarga Ba'asyir sendiri
sudah lama - sejak 2017 - meminta pemerintah membebaskan Ba'asyir.
Dan seharusnya jika melihat fakta
hukum, Desember 2018 kemarin, Ba'asyir sudah bisa menerima pembebasan bersyarat
karena sudah menjalani sebagian besar hukumannya.
Apa yang ingin dihantamkan ke
Jokowi? Jelas masalah HAM, hak asasi manusia.
Kondisi Ba'asyir bisa dijadikan
picu untuk melakukan gerakan besar mengatasnamakan "umat Islam" untuk
membebaskan si "ulama". Apalagi jika Ba'asyir akhirnya meninggal di
penjara, maka isu itu akan semakin membesar.
Isu bahwa Jokowi ditekan oleh
negara barat untuk tidak membebaskan Ba'asyir, akan semakin menguat. Dan mereka
punya mesiu bahwa mereka akan melawan hegemoni Amerika yang diwakili oleh
Jokowi di Indonesia.
Tetapi ketika Jokowi dikabarkan
ingin membebaskan Ba'asyir, sontak kubu Prabowo kaget dan tidak menyangka.
Senjata besar mereka bisa lepas begitu saja. Oleh karena itulah mereka sibuk
berteriak "pencitraan" sebagai kamuflase dari strategi besar mereka.
Jokowi sendiri dikabarkan sedang
dalam kondisi dilema. Jika Ba'asyir dibebaskan, ia bisa ditinggalkan sebagian
pendukungnya. Jika tidak dibebaskan, maka ia berpotensi diserang lawan
politiknya.
Langkah mana yang akan
diambilnya?
Kemungkinan besar Ba'asyir tidak
jadi dibebaskan. Alasannya adalah bahwa pembebasan bersyaratnya tidak memenuhi
syarat. Ba'asyir sampai sekarang tidak mau menyatakan kesetiaan pada Pancasila.
Dan itu bisa jadi kuncian yang kuat.
Jika Jokowi tidak membebaskan
Ba'asyir, maka ia sudah mendapat poin karena ia pernah berniat membebaskan
dengan alasan "Kemanusiaan". Tetapi tentu kebebasan itu punya syarat,
Ba'asyir harus menyatakan kesetiaan pada Pancasila. Jika tidak, gugur
kebebasannya.
Dan jika ini terjadi, sudah tidak
ada lagi celah serangan dari kubu Prabowo pada Jokowi. Lha, masak orang tidak
mau setia pada Pancasila kok dibela? Berarti si pembelanya juga tidak setia
pada Pancasila dong?
Tetapi ini hanya analisa saja.
Biasanya Jokowi punya langkah yang lebih menarik untuk disimak lebih dalam.
Kita tunggu saja, sambil seruput
kopinya.
Tagar.Id