Ada saat dimana kita sedang
bermain dengan teman-teman dan kelihatan mau kalah, lalu kita menangis
keras-keras lari ke rumah dan meninggalkan permainan. Kita teriak-teriak
"Curang, curang...," mencoba menarik simpati banyak orang.
Teman-teman tertawa melihat kita, dan tangisan kita semakin nyaring terdengar.
Ketika Djoko Santoso, ketua
pemenangan Prabowo Sandi mengatakan, bahwa Prabowo akan mundur jika Pemilu
curang, saya jadi teringat masa kecil saya yang ingusan juga korengan. Ternyata
kubu Prabowo tidak ubahnya seperti anak kecil, sibuk teriak curang dan main
ancam mundur dari permainan.
Pernyataan bahwa Prabowo akan
mundur dari Pemilu itu melengkapi narasi mereka untuk menjatuhkan para
penyelenggara Pemilu, seperti pemerintah dan KPU. Mereka berperilaku layaknya
orang yang dizalimi dan mencari simpati. Nangis ke sana ke mari, mengorek
sisa-sisa nasi basi.
Ketidakdewasaan kubu Prabowo
dalam Pemilu ini menguatkan pendapat banyak orang bahwa karakter mereka lemah,
manja dan olokan. Mereka tidak tahan bertanding dengan kompetisi yang ketat,
inginnya menang dengan mudah. Kalau kalah, langsung maenan nama orangtua.
Saya bisa kebayang apa yang
terjadi ketika kelak Indonesia dipimpin mereka.
Mental bangsa yang sedang
dibangun untuk menjadi petarung menghadapi kerasnya arus globalisasi,
diruntuhkan dengan kemanjaan. Bangsa ini akan kembali cengeng dan tidak kuat
menghadapi kenyataan. Suapan-suapan subsidi yang terlihat seperti melindungi
tapi sebenarnya melumpuhkan, akan kembali terulang.
"Kenyangkan rakyat dengan
bantuan langsung tunai, niscaya mereka akan bungkam." Dan tumbuhlah kita
menjadi bangsa yang selalu meminta dan malas kerja.
Dan mirisnya, perilaku cengeng
ini ditularkan oleh mereka yang dulu berpangkat Jenderal. Yang seharusnya
memberi contoh bagaimana sikap bertarung yang benar, ksatria, jantan dan tetap
bersikap hormat jika lawan menang.
Masak kalah elegan sama Jokowi
yang kerempeng, lulusan Perguruan Tinggi lokal, yang katanya boneka partai,
plonga plongo, tidak gagah dan tidak bisa berbahasa Inggris dengan benar?
Mendingan jangan pernah seruput
kopi, mimik cucu aja, Pak, biar lebih pas dan afdol.
Tagar.id