![]() |
Ilustrasi Pendidikan Militer |
Baru-baru ini kita dihebohkan
oleh video viral seorang remaja 20 tahun bernama Adi Saputra, yang membanting
motornya di depan polisi.
Kemudian ada lagi video viral
siswa SMP yang merokok di kelas dan menantang gurunya karena ditegur.
Kedua remaja itu akhirnya
menerima hukumannya. Si Adi Saputra akhirnya ditangkap dan dipenjara, sedangkan
siswa SMP itu akhirnya minta maaf sesudah pihak sekolah bertindak.
Menakjubkan melihat ketenangan
polisi dan guru SMP honorer di Gresik melihat ulah remaja yang kurang ajar di
hadapan mereka. Mereka tidak emosi, atau malah memukul si remaja karena tidak
mampu menahan tangannya.
Yang memprihatinkan, kenapa gaya
remaja sekarang ini begitu kurang ajar?
Tahun 80-90an jarang sekali
terdengar seorang siswa begitu kurang ajarnya sampai merokok di kelas saat
pelajaran apalagi sampai menantang dan mencengkeram kerah baju gurunya. Guru
begitu berkuasa dalam menghukum siswa dalam bentuk setrap di depan kelas atau
bahkan dijemur di lapangan. Wibawa guru tetap terjaga bahkan sampai sekarang
dihormati oleh mantan siswanya.
Ke mana adab dan akhlak kepada
orangtua atau bahkan pengajar sekolah sekarang ini?
Era internet memang banyak
mempengaruhi perilaku remaja sekarang. Mereka belajar banyak di sana. Ada yang
mampu menyerapnya dengan positif, tetapi banyak juga yang malah mendapat ekses
negatif.
Tahun 2017, Mendikbud dan TNI
memperkenalkan program "Tentara Masuk Sekolah". Program ini bertujuan
sebagai penguatan karakter dan pembinaan bela negara. Hanya saja program ini
masih terbatas pada program ekstrakurikuler seperti paskibra, baris berbaris
dan sebagainya.
Seharusnya program penguatan
karakter dan bela negara ini menjadi program wajib di sekolah baik negeri
maupun swasta dan tidak terbatas pada kegiatan ekstrakurikuler saja. Semua
siswa SMP dan SMA wajib mengikuti konsep ini dibina oleh tentara yang
sebelumnya sudah mendapat pelatihan cara membangun mental remaja.
Di sana selain diajarkan cinta
pada NKRI yang terpenting adalah bagaimana seharusnya menghormati orangtua
terutama para pengajar. Kita sudah kehilangan "rasa" itu sejak awal
karena permasalahan mental remaja yang labil selalu dibiarkan. Akhirnya yang tumbuh
ya seperti si Adi Saputra itu dan remaja Gresik yang malah merasa gagah sudah
melakukan pelanggaran di sekolah.
Meskipun infrastruktur kita keren
gila-gilaan, tetapi jika mental manusianya seperti kampret yang tidurnya
terbalik semalaman, ya akan sia-sia. Pembentukan mental dan karakter sudah
seharusnya menjadi program utama selain pendidikan formal dalam bentuk
pelajaran.
Negara lain malah ada wajib
militernya segala, supaya bisa mencegah busuknya mental bangsa di masa depan.
Apakah di kita juga perlu ada?
Mari kita seruput kopi sambil
berpikir bersama.
Tagar.id