Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo
Jati mengatakan Sandiaga Uno bukan berarti anak mami, walaupun ibundanya, Mien
Uno menunjukkan sikap protektif padanya.
"Nah terkait dengan perilaku Ibu Sandiaga ini, kita jangan
terburu-buru untuk labelisasi anak mami karena di manapun juga meskipun anaknya
sudah dewasa dan berkeluarga, anak tetaplah anak di mata ibunya," tutur
Wasisto dalam keterangan tertulis kepada Tagar News, Selasa siang (12/2).
"Saya pikir itu wajar karena itu naluri protektif seorang Ibu pada
anaknya," lanjutnya.
Sebelumnya, Mien Uno ibunda calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno
menuntut permintaan maaf orang-orang yang memberikan label 'Sandiwara Uno' pada
anaknya.
Mien mengaku berang dan sakit hati melihat tersebarnya tagar bahkan video
dan foto disertai keterangan Sandiwara Uno di media sosial.
"Kalau ada yang mengatakan 'Sandiwara Uno' itu adalah sesuatu yang
mungkin dia (Sandi) tidak apa-apa, tapi yang sakit hati itu ibunya," kata
Mien Uno di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan,
Senin (11/2).
Walaupun sikap Mien Uno itu wajar, kata Wasisto, sebaiknya hal semacam itu
tidak diungkap di depan publik.
"Hanya saja hal seperti itu memang tidak usah diungkap ke ranah publik
karena itu bisa menimbulkan banyak penafsiran. Saya perhatikan Mien Uno ini ibu
politisi yang paling 'aktif' berkomentar ketimbang ibu-ibu politisi lain yang
lebih suka di belakang layar," ujar Wasisto.
"Kalau kita komparasikan dengan kedekatan beberapa politisi dengan
ibunya misalnya SBY dan Jokowi, ibu beliau berdua ini hanya mendoakan dan bukan
berkomentar atas kondisi anaknya," lanjut Wasisto.
Saat menyampaikan kekesalannya, Mien Uno mengatakan ingin berhadapan
langsung dengan orang-orang yang telah menyebarkan label 'Sandiwara Uno' kepada
putranya tersebut.
Kata Mien, selama ini ia telah membesarkan putranya dengan cukup baik. Ia
tak terima putranya dikatakan sebagai pembohong hingga dilabeli Sandiwara Uno
oleh publik.
"Saya ingin berhadapan dengan orang itu. Jadi sekarang kalau ada orang
yang mengatakan itu Sandiwara Uno dia harus minta maaf kepada ibunya, yang
melahirkan dan mendidik Sandi," tegas Mien Uno.
Pasangan dari Razif Halik Uno ini juga mengaku sangat sedih setiap kali
orang lain mencemooh Sandi tentang apa yang disampaikan dan dilakukan putranya
itu. Padahal, Mien sangat yakin apa yang diucapkan dan diperbuat Sandi itu
benar adanya.
"Saya sedih banget sebagai orangtua yang melihat keadaan yang
terus-menerus dipertentangkan yang sebetulnya itu adalah hal yang benar,"
kata Mien.
Baru-baru ini banyak tersebar isu Sandiwara Uno di media sosial seputar
dugaan sandiwara dalam kampanye calon wakil presiden Sandiaga Uno di sejumlah tempat.
Perbincangan itu menjadi ramai di media sosial dengan tagar 'Sandiwara
Uno'. Salah satu dugaan sandiwara yang disoroti adalah ketika seorang ibu
menangis mengejar mobil Sandiaga Uno saat berkampanye di Sumedang, Jawa Barat.
Aksi ibu itu tertangkap kamera dan beredar di media sosial.
Netizen menduga aksi itu sandiwara karena setelah ditelusuri ada dugaan ibu
itu caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN). Dalam penelusuran lain netizen
menemukan foto ibu itu berdiri tak jauh dari Sandiaga Uno.
Viral Sandiwara Uno pun tak hanya merujuk pada insiden ibu tersebut.
Netizen juga membicarakan Sandiwara Uno lain, ketika Sandi berkampanye di
Makassar, belum lama ini.
Dalam kampanye itu Sandi bertemu dengan korban banjir. Foto yang beredar,
korban banjir itu menemui Sandi dalam keadaan dada penuh lumpur. Namun, di
punggungnya tak ada lumpur seperti terlihat penuh di bagian depan tubuhnya.
Dari foto itu netizen juga menduga Sandiaga sedang melakukan sandiwara.
Tidak jelas siapa pertama kali menggunakan kata 'Sandiwara Uno'.
Wasisto Raharjo Jati mengatakan pernyataan Mien Uno tidak jelas ditujukan
pada siapa.
"Saya pikir ibunda SU masih ambigu. Pelurunya belum jelas ke arah
siapa," ujar Wasisto.