![]() |
Sandiaga Uno |
"Sandiaga
Uno ke mana?"
Tanya
seseorang yang terus memantau situasi hasil Pilpres 2019 ini. Ya, Sandi tidak
kelihatan, tidak juga terliput media. Dia seperti hilang ditelan bumi. Yang ada
hanya Prabowo yang terus berkoar kemenangan berdasarkan survei internal mereka,
dengan responden 100 persen internal mereka.
Ke mana
Sandi? Ini memang pertanyaan menarik. Terutama ketika kita paham, berapa biaya
yang dikeluarkan Sandiaga Uno hanya untuk pilpres ini saja.
Sandi memang
jor-joran dalam pilpres ini. Dari jejak sejak Oktober 2018 sampai seminggu
sebelum Pilpres, Sandi sudah menjual sahamnya dengan nilai total sejumlah 632
miliar rupiah.
Sandiaga
sendiri mengaku sudah mengeluarkan dana sekitar 1,4 triliun rupiah hanya untuk
biaya kampanye. Dan banyak yang memperkirakan bahwa Sandi sebenarnya keluar
duit lebih banyak dari yang ia laporkan.
Apalagi ada
berita masuknya dana ratusan miliar rupiah dua minggu sebelum kampanye dari
sebuah perusahaan cangkang di Panama ke Indonesia. Dan itu diperkirakan
dari perusahaan Sandi.
Seorang teman
berbisik, "Sandi itu ambisius. Dia berpikir bahwa jika ia menjadi Wapres,
maka ia akan bisa kembalikan berlipat-lipat dari nilai investasinya di kampanye
sekarang."
Ya, sebagai
seorang investment banker, pilpres bagi Sandi bisa jadi adalah investasi.
Bagaimana dengan investasi sekecil-kecilnya, bisa mendapatkan keuntungan
sebesar-besarnya.
Sepertinya
Sandi sekarang sedang pingsan, melihat hasil quick count yang
ternyata menginformasikan bahwa dia kalah total. Nilai investasinya terlalu
besar, tetapi hasilnya sangat tidak imbang. Belum lagi ia menghadapi anjloknya
saham-sahamnya akibat ia terlalu agresif dalam pilpres ini.
Mungkin
seperti petinju yang kena hook keras di dagu, Sandi sedang terbaring di lantai
ring dengan mata berkunang-kunang. "Aku di mana ? Aku di mana ?" Dan
ia dikipasi oleh orang-orang sekitar supaya bisa bernapas lagi.
Dan sesudah
ia sadar, ia terduduk lemah sambil menahan tangis yang sudah ada di pelupuk
mata.
Tiba-tiba, ada
seseorang yang menyodorkan sebuah surat, "Bang Sandi, ini masih ada
tagihan sekitar 100 miliar yang harus dibayar sekarang, soalnya bang Sandi
kalah."
Ia pingsan lagi. (Tagar.id)