![]() |
Prabowo dan Sandiaga Uno di Kertanegara |
"Jangan pernah ganggu Bali."
Begitu temanku menulis di statusnya. Dia
geram ketika Sandiaga Uno berjanji akan membangun wisata halal di Bali.
Wisata halal adalah sejenis wisata yang
bertujuan untuk mengundang sebanyak-banyaknya turis dari Timur Tengah. Itu
mirip dengan wisata syariah yang dulu hendak digagas oleh Masyarakat Ekonomi
Syariah MES dan ditolak mentah-mentah oleh masyarakat Bali.
Entah apa yang menjadi sumber ide untuk
menghalalkan atau mensyariahkan Bali. Bali itu jelas-jelas mayoritas beragama
Hindu, bukan muslim yang perlu dengan label syariah atau halal. Halal bagi
masyarakat beragama Hindu belum tentu halal bagi yang beragama muslim.
Lagian Bali sudah penuh sesak dengan
wisatawan dari berbagai negara seperti Eropa, Australia dan China. Tidak perlu harus
mengemis-ngemis wisatawan Timur Tengah yang belum tentu juga royal
membelanjakan uangnya di sana.
Kegilaan akan konsep syariah dan halal
ini sangat mengganggu masyarakat Bali. Kalau masalah "halal bagi yang
beragama muslim" selama ini Bali sudah sangat toleran. Di mana-mana ada
restoran Padang dan Jawa yang terjamin kehalalannya. Terus, mau halal yang
bagaimana lagi yang harus diterapkan?
Bali juga sudah sangat terkenal di dunia
Internasional. Bahkan di beberapa tempat namanya lebih menjulang daripada nama
Indonesia sendiri. Jadi untuk apa ditambah-tambah dengan konsep halal atau
syariah ?
Dan untuk itu, warga Bali harus memberi
pelajaran keras pada Sandiaga Uno. Mereka beramai-ramai tidak mencoblosnya pada
Pilpres 2019 ini.
Hasilnya, dari lebih 3 juta pemilih di
Bali, 92 persennya memilih Jokowi. Sebuah hajaran telak yang membuat pasangan
lawannya terjungkal dengan mata berkunang-kunang di sana dan sulit bangkit
lagi.
Bali mempertahankan jati dirinya dengan
sangat elegan. Mereka tidak perlu berteriak-teriak dengan demo besar yang
berulang-ulang, yang membuat wisatawan asing malah takut dan merasa terancam.
Cukup dengan jari ungu, maka perang pun
selesai sudah.
Saya menghormat masyarakat Bali atas
segala upaya yang telah dilakukan. Biarlah Bali tetap menjadi Bali. Karena
keBaliannya itulah yang membuat mereka dicintai.
Salam seruput kopi. (Tagar.id)