![]() |
Hoaks |
Ingat cerita
anak kecil dan srigala? Ini cerita rakyat melayu, tentang seorang anak kecil
yang ingin cari perhatian.
Si anak teriak "ada srigala"! dan
berduyun-duyun warga datang ingin membelanya. Tapi si anak malah mentertawakan
karena merasa sudah berhasil membohongi warga. Dan kejadian ini terjadi dua
sampai tiga kali.
Akhirnya,
ketika di dekat si anak kecil itu ada serigala beneran, si anak kecil teriak
ketakutan, "srigala"!. Tapi warga ga bergerak karena merasa si anak
tukang bohong. Dan si anak akhirnya diterkam srigala tanpa ada yang
menyelamatkan. Kisah ini mirip dengan apa yang terjadi di Pilpres sekarang.
Kubu Prabowo
membuat hoax berulang-ulang. Mulai dari Ratna Sarumpaet digebukin, kasus 7
kontainer kertas suara, server KPU di setting menangkan Jokowi, semua itu hoax
diproduksi dengan harapan mempengaruhi pemilih.
Eh, gagal
karena ketahuan. Lucunya, mereka bukannya malu dan minta maaf, malah sibuk cuci
tangan.
Karena bulak
balik dibohongin, dan terus ketahuan, akhirnya banyak yang tidak percaya sama
Prabowo. Setiap kali kubu Prabowo melontarkan satu berita, rakyat malah ketawa,
"Haha hoax lagi, hoax lagi. Gak capek apa?".
Begitu juga
dengan apa yang terjadi di Malaysia, berita surat suara tercoblos, rakyat malah
ketawa ngakak seIndonesia. Bukannya dapat simpati, Prabowo malah kehilangan
harga diri. Dia dan kubunya akhirnya tercitrakan sebagai "Pabrik Hoax dari
produk gagal".
Memalukan
memang jika cara cara lama masih dipakai dalam pemilu Indonesia. Sekarang jaman
Unicorn, pemilu harus dengan konsep kreatif dan ceria. Fitnah sudah gak laku
lagi di masyarakat karena sudah ada media sosial yang membongkar hoax bahkan
sebelum apinya menyala.
Prabowo dan
kelompoknya, ibarat mesin tik tua yang dipakai untuk membuat berita, di zaman
dimana semua informasi terbuka dengan cepatnya.
Seperti si
anak kecil dan srigala, pada saat hari pencoblosan, yang tadi mendukung
Prabowo, bahkan tidak akan datang ke TPS karena sudah malas lihat
kebohongan-kebohongan yang terbongkar.
Seruput.