![]() |
Prabowo |
Kaget juga
tiba-tiba terdengar suara agak keras dari depan. Kebetulan sedang naik taksi,
dan si driver sedang mendengarkan radio yang menyiarkan berita ketidak puasan
dari kubu Prabowo. Tanpa terkendali, cetusan keras muncul dari si driver itu
sendiri.
"Maaf
ya, pak. Saya emosi. Saya ini pendukungnya Prabowo. Saya kemaren nyoblos
beliau. Eh, gak taunya sekarang begini. Udah kalah, bukannya ngasih contoh ke
rakyat gimana berjiwa besar, malah teriak curang, curang.
Emangnya
rakyat mau dibegoin apa ?? Kita juga tau gada yang curang. Kalau kalah ya kalah
aja. Tinggal kasi selamat yang menang, kan jantan. Masak mantan Kopassus kok
cengeng. Malu ma pangkat !"
Saya senyum
senyum sendiri dengar celotehan si driver. Menyenangkan juga dengar suara
rakyat asli, bukan suara elit yang sibuk tebar ancaman lewat koran ataupun
media sosial. Elit selalu punya kepentingan, kalau rakyat pengennya semua aman
biar bisa kerja dan cari uang.
"Emang
kenapa bapak milih Prabowo ?" Saya mancing.
"Ya,
saya pengen perubahan pak. Masak jadi supir terus. Kali kali Prabowo menang,
hidup berubah. Bosen kan jadi supir mulu.." Katanya. Saya ketawa. Lucu
juga ya, masak hidup berubah gara-gara ganti Presiden. Hebat juga cuci otak
kubu Prabowo ke pangsa pasar mereka.
Sudah mau
sampai. Saya nanya terakhir. "Kalau ada people power tanggal 22 Mei waktu
pengumuman KPU, ikut turun ke jalan gak ?"
"Gila
kali, pak. Ini kan bulan puasa. Lagian sudah sibuk mau mudik. People power
apaan ?? Paling people nasi bungkusan.. Masak puasa puasa demo ? Itu sih orang
sedang nyari sangu lebaran.. proposalnya aja demo.. Hahaha.." Dia ketawa
geli sendiri. Hidupnya di jalanan pasti menemukan banyak cerita lucu tentang
demo dan jujur.
Akhirnya tiba
di tujuan, saya kasih uang 50 rebuan. "Kembaliannya buat bapak aja.."
Kata saya baik hati. Ah, sedekah di bulan Ramadhan itu menyenangkan..
"Iyalah,
pak. Wong sisanya cuman 200 perak. Masak harus diminta kembalian.."
Sindirnya langsung ngacir.
Saya terdiam.
Sial. Ketahuan.