![]() |
Poligami |
DennySiregar.id, Jakarta - Malam minggu gini
enaknya emang bahas Poligami. Itu karena ada teman yang nanya, "Bang,
kenapa poligami dibolehkan dalam Islam ?"
Saya harus
sedikit mengoreksi, kalau poligami atau menikah dengan lebih dari satu wanita
itu sudah ada jauh sebelum Islam ada. Dan ketika Nabi Muhammad Saw datang
menyebarkan Islam, perkawinan lebih dari satu istri itu tidak dilarang, tetapi
diatur. Diatur tentu dengan syarat ketat, yaitu adil.
Nah, konsep adil ini sebenarnya untuk memuliakan
wanita pada masa itu, catat ya pada masa itu, dimana wanita hanya dijadikan
sebagai pemuas nafsu, produsen anak bahkan sebagai status sosial, semakin
banyak selir berarti semakin kaya.
Kita harus pahami bahwa dulu di Arab mereka hidup
dengan konsep klan. Kalau pengen tahu seperti apa "klan" ya nonton
Game of Thrones.
"Nah, Nabi Muhammad kan berpoligami juga, apa
untuk membangun klan juga ?"
Sebelum kesana, harus saya ingatkan dulu bahwa Nabi
melakukan monogami selama 25 tahun dengan istri pertama beliau bunda Khadijah.
Ketika Nabi berusia 50 tahun, istri tercinta beliau meninggal dunia. Nah,
tolong garis tebali dulu ini.
Dua tahun sesudah istri tercinta beliau meninggal,
baru Nabi menikahi beberapa wanita lagi sampai beliau meninggal dunia. Dan
catat, yang dinikahi Nabi itu sebagian besar adalah janda berusia 40 sampai 65
tahun dengan beberapa anak. Catat, janda ya yang ditinggalkan suaminya karena
situasi perang.
Ada juga yang dinikahi beliau untuk memerdekakannya
dari budak dan ada yang dinikahi untuk menyatukan kedua klan. Jadi selalu ada
alasan strategis berdasarkan kondisi waktu itu, diluar daripada nafsu karena
melihat cewe bahenol yang bikin jantung empot-empotan.
"Jadi poligami itu boleh bang dalam Islam ?"
Ya boleh saja tidak ada yang melarang. Istilah
kekiniannya "halal", tentu dengan syarat dan ketentuan berlaku. Dan
syarat utama adalah berlaku "adil".
"Trus, kalau Nabi monogami selama 25 tahun,
kenapa kok umatnya malah sibuk nyari istri ketika istri pertama masih ada
?"
Ya itulah. Lucunya mereka bilang itu
"sunnah" lagi. Sunnah itu berarti mengikuti segala perilaku dan
perkataan Nabi. Jadi seharusnya jika mereka ingin melakukan sesuai yang
dilakukan Nabi, ya tunggu istri pertama meninggal.
Mau ngga ? Tentu gak mau, apalagi meninggalnya bisa
lama banget. Jangan2 si suami udah meninggal duluan sebelum istri pertama.
Bahaya kan ?
Jadi ini sebenarnya hanya masalah kengacungan yang
haqiqi, yang dibungkus dengan sunnah supaya semua urusan lancar jaya..
"Emm.. pertanyaan terakhir, abang gak mau
poligami??".
Pertanyaan terakhir ini agak aneh, karena penuh dengan
emoticon marah. Ku cek dari siapa? Astaghfirullahhhh dari rumah !! Alarm bahaya
meraung-raung memekakkan telinga.
"MALAM INI TIDUR DI SOFA ! BESOK CUCI PIRING
SEMINGGU!!". Iya mah, iya... Aduhhh pengen seruput kopi jadi gak tega.