![]() |
Babi |
DennySiregar.id, Jakarta - Saya tinggal
di Bali selama 2 tahun.. Hampir tiap hari saya lihat teman-teman kantor makan
babi. Mulai dari lawar sampai babi panggang. Bukan hanya tulisan
"babi" doang yang dipajang, bahkan kepala babinya utuh dihidang di
dalam kotak kaca tembus pandang, sehingga kadang-kadang saya suka mengira si
babi sedang senyum-senyum senang.
Apakah saya merasa jijik? Tidak.
Mereka makan, saya ngopi menemani.
Saya memang tidak makan babi. Dari
semua perbuatan haram yang pernah saya lakukan waktu masa jahiliyah dulu, makan
babi tidak masuk dalam hitungan. Bukan makan babi aja sih, makan kodok juga gak
pernah. Mungkin karena doktrin sejak kecil dan saya tidak pernah mau bertanya
kenapa. Ya gak suka gak suka aja.
Sama seperti teman dari Malaysia
yang saya tawarin makan bebek, dia langsung lidahnya keluar seperti mau muntah.
Padahal uenakk. Tapi yang namanya gak suka, masak harus saya paksa?
Waktu membaca tentang penutupan
restoran babi di Makasar, saya jadi ketawa sendiri.
Lha, ngapain sih ? Wong mereka lagi
jualan apa yang orang suka kok dilarang. Masak hanya gara-gara kita tidak suka,
semua orang dilarang suka. Lagian itu kan di Mall. Babinya gak dipajang
sekepala-kepalanya lagi kayak di Bali. Jualannya masih sopan.
Trus salahnya dimana?
Salahnya ternyata ada pada arogansi.
Ketidakmampuan menahan diri ketika merasa mayoritas dan kuat, sehingga semua
harus sesuai kehendak, itulah yang terjadi. Jadi sebenarnya ini bukan masalah
babi, tetapi babi itu simbol yang harus diperangi.
Entar kalau gada babi, ya patung.
Gada patung, ya orang ibadah. Pokoknya apapun yang mereka gak enak di hati,
semua diusili.
Kadang geli sendiri melihat mereka
ini. Katanya imannya kuat, sama babi kok ya kejat-kejat. Kan gak mungkin orang
muslim makan disana. Yang makan disana, ya yang makan babi. Simple, kan?
Banyak mereka yang mengaku muslim
tapi manja. Puasa puasa sendiri, lihat orang makan minta dihormati. Ibadah
ibadah sendiri, lihat orang lain ibadah, sakit hati. Jijik jijik sendiri, usaha
orang dipersekusi.
Kalau di sekeliling kita gada godaan
yang hebat, lha gimana keimanan bisa menguat?
"Makan babi haram !!"
Tapi pas datang orang ngasih amplop
supaya urusan jadi lancar, langsung senyum lebar dengan gigi ompong di depan
sambil berkata, "MasyaAllah, memang rejeki itu yang ngatur Tuhan.."
Mau seruput kopi, kok sudah malam.
Pasti kadal gurun sudah pada
keluar..