![]() |
Demo Anarkis |
Jakarta -
2019 memang tahun yang berat.. Seperti dalam
film serial Game of thrones, tahun itu adalah tahun penentuan bagi kelompok
radikal untuk mengambil alih pemerintahan. "Winter is coming.." kata
mereka.
Mulai dari
menunggangi Pilpres, ketika kalah mereka kemudian mengamuk pasca Pilpres.
Gelombang
demo dimainkan untuk membuat kerusuhan. Pokoknya tahun itu bagi mereka Jokowi
harus jatuh, karena jika tidak, dalam waktu 5 tahun Jokowi akan merombak banyak
sarang yang selama ini jadi tempat perlindungan mereka.
Saya ngeri
mendengar laporan ada 4 triliun rupiah dana beredar untuk merebut pemerintahan
yang sah. Titik kerusuhan ada di Jakarta dan akan disebarkan ke beberapa daerah
yang rawan konflik. Kelompok massa bayaran datang ke ibukota. Korban jiwa
berjatuhan.
Untungnya
polisi sigap, terimakasih untuk pak Tito dan jajarannya waktu itu yang berjuang
ekstra supaya kondisi tetap aman. Saya dan banyak teman lagi bermain di udara,
mengontrol narasi supaya tidak dikuasai mereka.
Ancamannya ?
Bukan main-main. Propaganda "dicari anak STM" adalah sebuah sinyal
dari mereka untuk menggerakkan massa mencari para "pasukan dunia
maya" untuk dibungkam selamanya.
Tahun 2019
adalah juga tahun hancurnya sarang terpenting kelompok garis keras itu, di
dalam KPK. Dahsyat pusaran arus baliknya, sempat goyang juga dihajar sana sini
oleh media2 yang selama ini menjadi partner mereka.
Tapi pada
akhirnya, sesudah gelombang besar itu dikuasai, lautpun kembali tenang. Jokowi
menang. Kita semua menang. NKRI berada di tangan yang tepat untuk dikendalikan
ke arah yang lebih benar.
Lega akhirnya
bisa seruput kopi dengan nikmatnya. Kalaupun masih ada percik-percik masalah,
biarlah, toh tidak ada yang sempurna. Yang penting pusaran bahaya sudah kita
lewati bersama.
Tahun 2020
pun kelihatannya laut akan bergolak, meski tidak sekencang tahun sebelumnya.
Keputusan
Jokowi untuk dengan berani menantang Uni Eropa perang Nikel bukan tanpa resiko.
Kita tahu, negara barat dan sekutunya mainnya licik. Mereka bisa kembali
menggerakkan kelompok radikal untuk menggoyang kembali Indonesia.
Tapi kita
sudah siap. Kita sudah punya pengalaman untuk menghadapi mereka.
Setidaknya
dalam perang narasi di media sosial, jangan anggap remeh kami-kami yang kemarin
menjadi musuh terbesar kelompok yang memainkan firehose of falsehood yang
gagal.
Mau berapa
cangkir kopipun, tidak ada masalah. Demi Indonesia. Demi anak cucu kita.
Selamat tahun
baru, sahabat-sahabat semua. Berterimakasihlah pada Tuhan yang masih sayang
pada negeri ajaib Nusantara tercinta.. Seruput.