![]() |
Donald Trump |
Jakarta - Akhirnya
Amerika minta bantuan juga pada China.. Keangkuhan
Donald Trump dan pernyataan-pernyataan rasisnya dengan perkataan "virus
China" bukan Corona, akhirnya dia telan sendiri mentah-mentah.
AS sendiri
sekarang berada di posisi pertama, sesudah China dan Italia, dari jumlah orang
yang positif Corona. Lebih dari 85 ribu orang. Yang meninggal lebih dari 1.000
orang.
Mau nerapin
Lockdown seperti di Wuhan, China, juga gak mungkin. Amerika negara demokrasi.
Lockdown bisa menimbulkan kerusuhan dan penjarahan.
Atau mau maen
sabet-sabet penduduk yang bandel kayak di India ? Juga gak mungkin. Sebagai
negara HAM, pasti banyak LSM yang teriak-teriak memaki pemerintah tidak
berperikemanusiaan.
Tidak ada
negara, sekuat apapun dia, yang bisa bertahan dengan situasi ini. Ribuan
trilyun rupiah dikucurkan untuk melawan virus dan membangun jaring pengaman
ekonomi mereka. Sama seperti Indonesia. Kita semua ini sejatinya rapuh seperti
jaring laba-laba, hanya merasa kuat saja.
Tapi dari
sini kita bisa ambil hikmah yang terdalam..
Semua negara
saling bantu, tidak perduli apa warna kulitnya, apa agamanya, apa tingkat
sosialnya. Semua merasa lemah, dan ketika lemah kita condong meminta bantuan
tanpa ada rasa kesombongan.
Tuhan
mengajarkan kita sejenak, supaya saling berjabat tangan. Jika tidak bisa
diingatkan, sebuah virus bisa jadi pelajaran.
Saya jadi
ingat film berjudul Volcano, kalau tidak salah.
Di akhir
cerita, ketika situasi terburuk sudah mulai mereda, seorang anak kecil yang
seluruh badannya tertutup debu, melihat sekeliling dan melihat kenyataan bahwa
semua orang sama seperti dirinya, bermandikan debu. Semua orang. Termasuk
ayahnya.
Yang kulit
putih, hitam, kuning dan coklat. Semua jadi berwarna abu-abu.
Dia lalu
berbicara pada ayahnya, "Lihat, yah.. Kita semua ternyata sama.."
Seruput kopinya..