![]() |
Dokter di RS |
Jakarta - "Doakan
kami, ya bang.." Begitu pesan
yang mampir di kotak pesan saya. Dari seorang dokter yang sedang berjuang keras
menyembuhkan para pasien virus Corona yang bertambah.
Inilah
hari-hari yang melelahkan bagi para dokter yang mendapat tugas ekstra. Mereka
bukan saja lelah, tapi juga berada pada situasi yang berbahaya. Mereka rentan
terkena dampak virus, karena bersentuhan langsung dengan pasien yang positif
terkena Corona.
Ketika kita
ribut dengan segala kesok-tahuan kita tentang penyakit ini dan bagaimana
seharusnya pemerintah bekerja, mereka bahkan tidak memegang hape mereka dan
jauh dari keriuhan media sosial.
Para dokter
yang bekerja bukan orang yang sibuk teriak, "LOCKDOWN !" tanpa
memikirkan ekses negatifnya. Mereka tahu, itu bukan kapasitas mereka
menentukan. Tugas mereka hanya menyembuhkan, dan tidak terkait dengan agenda
politik yang didengungkan orang2 kalah dan berusaha menjatuhkan wibawa pemerintah.
Para dokter
itu juga tidak perduli pada seruan beberapa anggota dewan yang berusaha meraih
keuntungan pribadi dari situasi, padahal ketika situasi tenang, kerjaan mereka
hanya mencuri.
"Kabarnya
yang sembuh 8 orang. Yang meninggal lebih sedikit, itu juga karena komplikasi.
Mereka sudah berusia, imun tubuh mereka kurang dan komplikasi dengan penyakit
berat yang mereka bawa.."
Begitu
sambung pesan itu, memberi tahu bahwa Corona bukanlah penyebab tunggal
kematian, tetapi sebagai pelengkap dari yang pasien derita. Jika kita sehat,
tentu akan lebih mudah disembuhkan, apalagi jika pikiran kita bahagia.
Apa yang para
dokter itu butuhkan ?
Narasi
positif pemberitaan. Narasi positif itu adalah bagian dari apresiasi kerja
mereka. Sebuah kabar bahwa mereka tidak tinggal diam, itu saja sudah cukup
membanggakan. Tidak perlu gelar, tidak perlu nama, hanya kabar yang
menggembirakan.
Memang tidak
semua dokter seperti mereka yang sedang bekerja senyap. Ada juga dokter yang
lebih sibuk memprovokasi. Tapi mereka tidak perduli, itu, "Urusan masing2
orang. Yang mengerti etika profesi.." kata dokter itu lagi.
Ah, sudahlah.
Tidak perlu kuganggu mereka. Lebih baik berdoa supaya semua kembali seperti
sediakala. Indonesia ini hebat. Kita sudah sering mengalami situasi rumit, tapi
tetap ada "tangan" yang bekerja tanpa terlihat.
Dok, selamat
bekerja. Para perawat juga. Kutuangkan secangkir kopi untuk anda yang sudah
bertaruh nyawa.
Istirahatlah
sejenak, kalau kau lelah. Dan mari kita seruput kopinya..
Mari bagikan berita ini untuk menghormati perjuangan
mereka..