![]() |
Napi Tertidur |
Jakarta - Saya
pernah dapat foto seorang teman dari dalam penjara.. Langsung down. Di foto
itu, temanku ada dalam kamar dengan luas sebesar kamar hotel bintang 3, dan
diisi kurang lebih 20 orang. Jangan tanya gimana tidurnya, mereka udah kayak
bandeng asap yang ditumpuk. Pasti bau karena keringat campur jadi sa
Penjara kita memang over kapasitas. Ada peneliti yang
menghitung, jumlah tahanan dua kali lipat lebih banyak dari jumlah kamar
tahanan.
Saya awalnya kesel juga ketika ada wacana mau bebaskan
30 ribu napi saat Corona. Tapi ketika saya baca-baca, ternyata situasi sama
juga dilakukan negara lain.
Iran membebaskan 95 ribu napi tahanan politik dan
tidak berbahaya. Amerika juga sudah membebaskan ribuan napi. Selain itu juga
Tunisia dan Afghanistan berlakukan hal yang sama. Jangan bilang Belanda ya,
disana udah gada napi..
Tumpukan orang karena over kapasitas penjara malah
membuat mereka rentan tertular Corona. Misalnya satu orang sipir sudah kena,
maka ratusan tahanan di dalam punya potensi besar juga.
Dan kalau misalnya dibiarkan, penjara bisa jadi pusat
virus. Akhirnya fokus pemerintah malah kesana dan biaya yang keluar juga bisa
gak kira-kira. Lagian yang dibebaskan juga bukan napi berbahaya dan mereka
sudah menjalani lebih dari separuh hukuman mereka.
"Trus gimana dengan napi koruptor?".
Awalnya napi koruptor tidak masuk daftar yang
dibebaskan. Tapi karena PKS dan Nasdem mendesak, akhirnya mereka juga punya
potensi bebas.
Syaratnya tentu ada, mereka sudah menjalani lebih dari
separuh hukumannya. Dan harus yang sudah berusia 60 tahun keatas. Karena orang
dengan usia sekian, ditambah lagi mereka punya sakit bawaan, tentu punya
potensi kematian lebih besar karena Corona.
Sekali lagi, keputusan itu tentunya tidak bagus. Tapi
melihat situasi, kondisi, tolerasi, pandangan dan jangkauan atau biasa
disingkat sikintilpinjing, maka mau tidak mau harus dilakukan.
Untuk meredam meluasnya wabah harus ada tindakan
ekstrim, meski tidak tidak mengenakkan..
Kalau nanya pendapat pribadi saya sih, ya jelas tidak
suka dong napi dibebaskan. Tapi antara rasa tidak suka dengan keputusan pahit
yang harus dilakukan, mau gimana lagi.
Tidak ada yang suka dengan situasi ini, tapi disinilah
kita sekarang.
Bentar, kopinya habis. Mau seruput, harus beli dulu.
Biasa, kopi sachetan..