![]() |
| Market |
Saya heran, kenapa selalu masalah
diasosiasikan secara negatif ya. Ketika tidak ada pembelian di satu ritel besar
tertentu, maka dipastikan daya beli menurun.
Kenapa tidak terpikir bahwa
ekonomi mulai terbagi merata?
Sekarang banyak Fried Chicken
lokal dengan nama bermacam-macam bahkan di setiap gang. Masyarakat tidak terjebak
pada merk lagi ketika hanya membeli sepotong goreng ayam.
Begitu juga dengan roti. Banyak
sekali usaha roti kecil yang berkembang dengan kualitas jauh diatas Sari Roti
dengan harga lebih murah dan lokasi terjangkau. Produsen dan konsumen bertemu
langsung tanpa melalui perantara besar.
Begitu juga ritel mart seperti
Indomaret..
Banyak mart-mart lain yang
tersebar tanpa harus bekerjasama dengan mart besar, yang cenderung mendominasi
transaksi jual beli.
Mart kecil bermain di titipan
tanpa menahan uang penjualan sampai 6 bulan, yang menbuat arus cash flow di
produsen tersendat. Lebih murah sedikit gapapa-lah, yang penting pembayaran
sebulan sekali, jadi bisa nafas.
Seharusnya situasi ini membuat
para "pemain besar" sadar dan mulai merubah permainannya. Mereka sudah bukan lagi pemain
utama dalam ekonomi tetapi sudah beralih menjadi perantara. Sebagai perantara
seharusnya sudah mulai mengikuti perkembangan zaman sehingga produsen dan
konsumen bisa diuntungkan.
Berbagi untung, begitu seharusnya
mindset sekarang...
Saya jadi teringat kata bijak,
"Tidak ada yang abadi di dunia ini selain perubahan itu sendiri.."
Ini zaman bukan lagi teriak,
" merdeka ataoe mati !" tetapi sudah berganti, "berubah atau
mati !"
Belajarlah dari secangkir kopi
yang selalu mengikuti zaman bergerak kemanapun mereka mengembangkan diri.
Secangkir kopi itu abadi dan
tidak pernah mati...
Seruput..
