![]() |
Soeharto |
Saya sejak lama yakin, bahwa ruh
Soeharto akan dibangkitkan kembali. Kekuasaan itu manis rasanya dan orang yang
sudah pernah mencicipinya selalu ingin merasakannya lagi. Terutama dari
keturunannya yang punya ambisi untuk kembali menguasai negeri ini.
Dan cara membangkitkan ruh
Soeharto adalah dengan mencuci namanya. Di dunia marketing namanya re-branding.
Cara melakukan rebranding awal
adalah dengan mengingatkan masyarakat bahwa "sungguh enak pada masa
pemerintahan Soeharto". Harga murah, negara aman, proyek lancar dan
lain-lain. Jadi wajar ketika sedang berkendara di jalan, kita menemukan gambar
Soeharto di bak-bak truk dan spanduk-spanduk dengan kata, "Enak jamanku,
tho".
Kata "enak" disini untuk
menghapus stigma bahwa Soeharto adalah rezim yang begitu otoriter yang
membungkam banyak mulut para penentangnya.
Kata "enak" dengan
harga pangan dan barang murah juga untuk menghapus memori banyak orang bahwa
banyaknya subsidi di era Soeharto, membuat kita sekarang sibuk membayar hutang
dan akhirnya tunduk dibawah kaki IMF akibat hampir bangkrut karena KKN besar-besaran
di hampir semua sektor.
Sesudah selesai melakukan langkah
awal dengan "Enak zamanku, tho", baru dimulai langkah kedua, yaitu
isu bangkitnya PKI.
Isu PKI sejak dulu selalu
dimainkan oleh Soeharto. Dengan pasal-pasal karet yang sengaja dibuat, maka isu PKI
ini sukses membungkam banyak suara. Bicara tentang PKI pada masa itu bisa
hilang tak ketahuan dimana belantaranya.
Dan melalui ormas-ormas Islam,
isu PKI dibangkitkan kembali hanya untuk mengingatkan kepada masyarakat bahwa
Soeharto-lah pahlawan pemberantas PKI. Kita ditakut-takuti dengan isu itu dan
bahkan seorang mantan Jenderal pernah mengatakan sudah ada 15 juta PKI di
Indonesia ini.
Dan isu PKI paling cocok
disandingkan dengan isu anti China. Seperti kita tahu juga, masalah SARA dengan
menyudutkan etnis China adalah senjata utama rezim Soeharto untuk
mempertahankan kedudukannya.
Ingat tragedi 1998?
Kental sekali isu anti China di
peristiwa itu, hanya untuk menunjukkan kepada masyarakat, "Benar kataku
tho..". Belum tragedi-tragedi lama bentrok antar etnis yang dipelihara,
diredam dan dipakai lagi sebagai bagian dari sandiwara politik.
Dan ketika semua sudah siap, maka
-Tarrrraaa- muncullah Tommy Soeharto yang diangkat sebagai reinkarnasi
bapaknya. Terlalu gamblang benang merahnya. Tommy dipersiapkan sebagai Capres
2019, karena memenuhi beberapa syarat, yaitu muda, ganteng, kaya raya dan punya
nama Soeharto di belakangnya.
Siapakah dibalik semua ini?
Banyak yang punya kepentingan.
Terutama ketika banyak juga yang ragu bahwa Prabowo bisa menang melawan Jokowi
di 2019. PKS juga punya andil besar disini, karena sejak lama merekalah selalu
mendesak supaya Soeharto dijadikan pahlawan nasional.
Pilpres Indonesia kali ini akan
berlangsung menarik, tapi juga keras. Untuk memenangkan Pilpres 2019, maka yang
harus dilakukan adalah menguasai Jakarta dan Jawa Barat.
Jawa Barat? Kenapa begitu penting?
Nanti kita bahas di tulisan
selanjutnya. Sekarang seruput kopi dulu, biar mata segar dan bisa melihat dengan
jelas "gambar besar"nya.
Oke oce?