![]() |
Pak JK |
Bantahan pak Jusuf Kalla terhadap
media asing yang memuat tulisan bahwa Jakarta dimenangkan oleh Islam garis keras atau radikal, jadi aneh buat saya.
Pak JK seperti menutup mata bahwa
meskipun pemilihannya demokratis, tetapi cara-cara menujunya sangat tidak
demokratis.
Apakah demo berangka dengan
mengerahkan ribuan massa dari luar daerah ke Jakarta itu bukan perbuatan
radikal? Apakah tidak menshalatkan jenazah bagi pemilih berbeda itu bukan
tindakan radikal? Atau ceramah-ceramah bernada keras memaksa dan memaki dalam
shalat Jumat itu tidak masuk dalam kategori radikal?
Saya sendiri tidak bisa menemukan
kata yang tepat selain Islam Radikal. "Islam" karena baju yang
dipakainya memang agama. Dan "Radikal" karena cara-caranya yang
cenderung keras, kasar dan menghalalkan segala cara untuk menang.
Buat saya, apa yang ditulis media
asing bahwa Jakarta dimenangkan oleh Islam garis keraa, sebenarnya adalah
bentuk kewaspadaan mereka. Ada ketakutan bahwa apa yang terjadi di Jakarta akan
berdampak meluas ke seluruh Indonesia. Dan ini lampu kuning untuk pemerintahan
negara tetangga semisal Malaysia, Singapura dan Australia.
Jadi melihat apa yang terjadi di
Jakarta sebenarnya sedang melihat apa yang kelak akan terjadi di Indonesia.
Konsep khilafah -atau menjadikan
Indonesia bersyariah- tidak lagi menjadi tren untuk digaungkan di jalan-jalan. Tapi
cukup dengan menunggangi tokoh politik yang ambisius dan menghalalkan segala
cara supaya memenangkan pemilihan.
Sesudah berkuasa, baru disanalah
mereka mengontrol pemimpin yang takut kehilangan suara. Mereka akan mendoktrin
dan memaksakan kehendak sekaligus dibangun setahap demi setahap konsep khilafah
atau menjadikan Indonesia sebagai negara Islam.
Jadi ketika pak JK membantah
liputan media asing bahwa Jakarta dimenangkan oleh Islam Radikal, itu malah
meremehkan apa yang sedang terjadi sekarang. Gelombang ini sedang menuju
kesana.
Ini bukan permasalahan Ahok
menang atau kalah, karena kalah menang itu biasa. Tetapi bagaimana proses
kemenangannya dilakukan dengan cara kekerasan dan penuh intimidasi dengan baju
agama. Apa masih kurang terbuka mata ketika melihat pembaiatan pake Alquran dan
golok yang diacungkan?
Pak JK harusnya sadar, gerakan
yang sama akan mereka ulangi pada Pilpres 2019 nanti. Tujuan mereka mendongkel
Jokowi karena tidak mau kompromi dengan mereka. Hanya isu yang dipakai bukan
lagi "Islam vs Penista Agama", tetapi lebih luas dan lebih kasar,
ISLAM VS PKI.
Mungkin bagi sebagian orang tidak
sadar akan hal ini, mereka melihat hal ini hanya pada masalah kemenangan atas
kekuasaan. Bagi sebagian besar lainnya, mereka terpedaya oleh kata
"perjuangan umat Islam". Mereka bahkan tidak sadar bahwa mereka
sedang memegang dan memainkan bola api yang kelak akan membakar mereka
sendiri...
Pak JK mungkin tidak sadar ini -
atau memang sengaja menutup mata?
Mungkin seharusnya pak JK dan
banyak lagi lainnya belajar membaca peta politik global bagaimana pola dan
proses yang mereka lakukan di banyak negara di dunia untuk menguasai wilayah.
Masih kurang apa pelajaran dari
Libya, Mesir, Irak dan Suriah? Atau kita harus tambah nama INDONESIA dalam
catatan sejarah dunia?
Coba seruput secangkir kopi pahit
dulu, pak JK. Karena pahit itu biasanya membukakan pandangan yang buta.
Kita sedang menuju kesana, akui
itu dengan gagah dan pikirkan bagaimana cara yang terbaik untuk melawan mereka
daripada bersikeras mengingkari situasi yang ada.