![]() |
Jokowi |
Musim liburan sudah hampir
selesai.
Salah satu catatan saya dalam
musim liburan ini adalah bertebaran di beranda foto-foto dari banyak teman saat
mereka berlibur ke luar negeri. Ada yang ke London, ada yang ke Aussie,
Singapura dan Malaysia yang terbanyak.
Seminggu sebelum lebaran, saya
iseng bertanya kepada teman yang sering berhubungan dengan "orang-orang
super kaya". Saya nanya, "mereka itu biasanya liburan dimana ya
?" Temanku bilang, "Oww, mereka sudah pada terbang ke Eropa. Paling
singgah dulu di Singapura - rumah kedua mereka. Trus, langsung bertebaran di
Eropa.."
Saya kagum dengan semangat
liburan menjelang Lebaran ini. Meski Lebaran adalah hari raya umat muslim, tapi
yang merayakan dengan liburan sesungguhnya adalah semua agama tanpa kecuali. Ya
iya, mau kerja apa wong pada mudik semua kecuali bidang kerja yang berurusan
dengan publik.
Tapi ada satu berita yang membuat
saya lumayan tersenyum. Pak Jokowi berlebaran di Kebun binatang Ragunan.
Biasa saja sebenarnya jika ia
bukan Presiden Republik Indonesia. Yang luar biasa adalah alasannya,
"Soalnya murah..". Dan Jokowi beserta rombongan keluarganya masuk
dengan membayar tiket Rp. 4ribu per orang. Bandingkan dengan Dufan yang
mencapai Rp. 300 ribu dan Trans Studio Rp. 270 ribu per orang.
Ragunan pasti membludak di hari
libur oleh masyarakat kelas menengah bawah yang tidak mungkin membeli tiket
lebih dari Rp.10 ribu rupiah per orang. Tapi disanalah Jokowi dan keluarga, di
tengah-tengah mereka menikmati pemandangan yang sama.
Ragunan juga sudah pasti panas
karena ruang terbuka. Tapi disanalah Jokowi dan keluarga, berbaur saling
mencium aroma ketek yang mengalir deras karena banyak pengunjung yang jarang
pake deodoran. Dan - seperti biasa - Jokowi tidak lupa bagi-bagi hadiah seperti
buku tulis dan lain-lain.
Pencitraan? Bisa jadi. Tapi itu
pencitraan yang bagus..
Jokowi memantapkan image-nya
sebagai "Bapak Rakyat". Citra yang ia bangun - sadar atau tidak sadar
- yang mulai merangkak naik menuju konsep yang sama dengan yang pernah
dicitrakan ke Soeharto sebagai Bapak Pembangunan.
Yang membuat orang simpati -
meski juga menebak dalam hati bahwa ini bagian dari pencitraan Jokowi - adalah
seluruh keluarganya ikut serta. Mereka tampak berbaur dengan masyarakat, karena
secara dandanan tidak ada yang mewah berlebihan. Bandingkan dengan keluarga pak
Mantan yang berlibur ke pantai aja pake batik yang mahal.
Jokowi mampu menempatkan dirinya
sesuai target marketnya. Ia tidak memunculkan diri sebagai orang yang perduli
wong cilik, tapi takut kepanasen. Ia ada diantara mereka.
Dan menariknya, ia tahu dimana
rakyat kelas menengah bawah terbanyak berlibur waktu itu. Kebun binatang. Siapa
coba yang kepikiran ke Kebun binatang ??
Jokowi liburan tidak ke pantai,
tidak ke Mall, tidak mengurung diri di istana bogor, ataupun silaturahmi dengan
pejabat2. Tapi ia ke Kebun binatang. Sebuah kemampuan analisa pasar yang bagus
yang jarang terpikir oleh banyak orang.
Ini memang menuju Pilpres 2019,
siapapun tahu itu. Tapi Jokowi dengan cerdik memainkan konsep liburan dengan
sedikit kampanye yang ttidak kelihatan, sehingga menjadi biasa saja. Tetapi
image yang tertanam bahwa ia "Bapak Rakyat" akan semakin menancap
kuat di benak kalangan kelas menengah bawah, yang juga pemilih terbanyak.
Jokowi tidak mengandalkan
Instagram sebagai tempat mencari simpati. Ia tidak mengandalkan Facebook dan Twitter
untuk melambungkan namanya, apalagi dengan cerita cinta-cintaan ma istri
seperti si Gubernur tea. Ia mencari tempat dimana kerumunan berkumpul dan
terjun langsung kesana, lalu tersebar luaslah berita tentangnya..
Apalagi dengan judul yang
menarik. "Gorilla yang biasa berontak, dikasih kurma oleh Jokowi,
tiba-tiba tenang.."
Jokowi adalah pemain simbol.
Cuman saya juga kurang tahu siapa yang ingin disindirnya kali ini. Apakah
seseorang yang mirip Gorilla? Atau yang suka makan kurma? Atau seseorang yang
mirip Gorilla dan suka makan kurma?
Saya jadi agak curiga, karena
banyak lawan politik Jokowi yang suka makan kurma, cuman mereka kurang mirip
Gorilla. Kambing, lebih tepatnya..
Saya senang gaya kampanye Jokowi,
begitu halus dan tampak natural. Jokowi tidak membuat baliho
bergambar wajahnya dimana2, tidak membuat iklan tv di semua channel, tidak
memasang iklan satu halaman di koran-koran, sambil pake baju koko putih, peci
dan tangan sedekap di dada bak orang suci sambil senyum palsu ucapkan selamat
lebaran.
Murah meriah kampanyenya. Semurah
kurma untuk Gorilla yang tidak pulang-pulang.. Eh??. Seruputttttt.