![]() |
Agama |
Tidak ngerti kenapa, sejak dulu
saya membenci kata "mayoritas" dan "minoritas". Apalagi ketika itu dikaitkan ke
masalah agama.
Manusia cenderung membentuk
ukuran-ukurannya sendiri. Ukuran yang seharusnya hanya menjadi bahan studi,
malah diterapkan dalam konsep sosial.
Saya juga tidak mengerti, sejak
kapan agama dikotakkan dalam ukuran mayoritas dan minoritas dalam konteks
sosial ?
Khusus untuk Indonesia, kan sudah
ada sila ke 5 yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Catat,
seluruh rakyat Indonesia. Bukan rakyat yang mayoritas agama.
Memang manusia itu siapa ?
Toh dalam agamapun sudah jelas
bahwa Tuhan berfirman, semua hambaNya berkedudukan sama dihadapanNya. Yang
membedakan masing-masing adalah amal perbuatannya.
Memang manusia sanggup
mengelompokkan yang sini manusia yang mayoritas amalnya baik dan yang sono
amalnya kurang ? Mungkin manusia yang bisa begini adalah saudara dekatnya
Tuhan..
Lalu konsep mayoritas dan
minoritas ini ajaran siapa ?
Konsep mayoritas dan minoritas
itu hanya ada pada manusia yang sudah tidak adil sejak dalam pemikirannya.
"Mereka yang akalnya melemah, kebanggaan dirinya menguat" kata Imam
Ali. Mereka yang tidak mampu bertarung secara cerdas, cenderung menggunakan
kekuatan kelompoknya.
Jadinya seperti hukum rimba,
siapa yang kuat dia yang menang..
Buang jauh-jauh pemikiran
mayoritas dan minoritas dalam konsep sosial. Biarkan itu hanya ada dalam studi,
dalam survey dan sebagainya bukan dalam bermasyarakat apalagi bernegara.
Founding father Indonesia sudah
sepakat bahwa semua warga negara Indonesia mempunyai kedudukan yang sama, tidak
terbedakan oleh ras, suku dan agama. Bahkan sumpah pemuda yang dibela dengan
darah para pemuda pun sudah menetapkan "satu nusa, satu bangsa dan satu
bahasa".
Konsep kesatuan, bukan konsep
siapa yang paling banyak umatnya..
Apalagi jika pemikiran mayoritas
dan minoritas ini datang dari seorang kepala daerah atau kepala negara. Ini
kepala pemerintahan atau kepala umat beragama ? Bahwa sejak awal disumpah, para
pemimpin sudah menyatakan mereka harus siap berdiri diatas semua golongan...
Sambil menyeruput kopi sore hari,
saya baru sadar bahwa dalam agama pun dikabarkan bahwa surga hanya dihuni oleh
minoritas manusia..
Lalu dimana mayoritas manusia kelak
berada ?
Hanya kentut tetangga yang keras
dan mengagetkan manusia satu ruangan yang sunyi senyap, yang bisa
menjawabnya...