Dalam setiap kesempatan, ketika
bertemu "orang-orang" besar, saya selalu menyampaikan pesan. "Jangan abai dengan situasi
tenang sekarang ini.
Sesudah keluar Perppu pembubaran
ormas radikal, suasana yang terlihat tenang sekarang ini, sebenarnya seperti
air laut yang menjauhi pantai sesudah terjadi gempa besar.
Dan pada satu titik, akan datang
gelombang tsunami yang bisa saja sulit kita tahan kedatangannya. Peristiwa gelombang aksi massa
besar di 411 sebenarnya adalah warning bagi kita, bahwa ketika kita tidak siap,
potensi chaos begitu besar. Untunglah aparat kemaren masih sigap menangani
gelombangnya.
Tetapi kita tidak bisa bergantung
terus pada kesiapan aparat. Kita harus merapatkan elemen-elemen masyarakat yang
cinta NKRI untuk menghadapi kemungkinan terburuk yang akan terjadi".
Saya terdiam sesaat dan teringat
seorang bijak berkata, berfikirlah yang terburuk dan lakukan yang terbaik.
"Meskipun situasi keamanan
ada di tangan aparat, tetapi jumlah personel jauh sangat kurang dibandingkan
massa yang ada. Aparat juga rentan dituding melanggar HAM ketika akhirnya harus
menghantam kelompok dengan aksi radikal.
Yang bisa menjaga rakyat adalah
rakyat juga.
Dan menghadapi kelompok
fundamentalis ini, siapkan kelompok yang bertentangan dengan mereka. Bukan
untuk berbenturan fisik, tetapi melawan semua propaganda dan permainan persepi
mereka bahwa mereka besar..."
"Kelompok rakyat mana
kira-kira yang siap melawan mereka?" Tanya seseorang.
"Ansor dan Banser. Mereka
sedang melakukan persiapan dimana-mana, perekrutan dimana-mana untuk menghadapi
situasi yang sulit diperkirakan seberapa besar dampak buruknya.."
Kuseruput secangkir sambil
menatap wajah mereka dalam-dalam. Semoga mereka mengerti apa yang sedang
terjadi..