![]() |
Halimah Presiden Singapura |
Halimah Yacob, seorang wanita
mencalonkan diri menjadi Presiden di Republik Indonesia. Sontak gelombang
protes muncul dari berbagai sudut daerah. Perang medsos pun semakin panas.
"Pemimpin wanita haram!!". Teriak beberapa orang dengan ganasnya.
Lalu entah kenapa Halimah
"kepleset" bicara, "Tidak ada ayat yang melarang wanita jadi
pemimpin". Dan pelintiran kalimat itu mengakibatkan gelombang demo 411,
212 sampe 2332 seperti formasi sepakbola.
Halimah Yacob pun akhirnya
dilaporkan dan diputus bersalah. Dia kena pasal penghinaan agama dan dihukum 2
tahun di penjara.
Tentu saja peristiwa itu hanya
akan terjadi di Indonesia, negeri mabok agama. Apalagi jika Halimah Yacob bukan
berasal dari partai syariah nan varokah dan didukung ormas agama yang berisi
manusia suci para pemilik surga.
Untungnya Halimah Yacob ada di
Singapura. Negara yang didominasi etnis China (70%) dan 40 persen warganya
beragama Budha. Disana agama dan etnis seseorang bukan masalah besar, yang
penting "mampu mengatur negara atau tidak?".
Halimah Yacob yang beretnis
Melayu, termasuk minoritas baik dalam sisi etnis maupun agama di Singapura.
Tapi Singapura tidak menggunakan parameter etnis dan agama dalam memilih
Presiden. Ia tidak dibedakan, dan haknya tidak dikebiri dalam koridor
"difasilitasi" dan "dilindungi".
Kok bisa begitu?
Itu karena Singapura -menurut
World Economic Forum WEF tahun 2016- termasuk negara dengan tingkat pendidikan
terbaik di dunia. Malah pada tahun 2015, Singapura menempati peringkat pertama.
Indonesia ? Ada di peringkat
nomer 10. Tapi dari yang terburuk..
Itu kenyataan pahit yang memang
harus kita telan. Tingkat pendidikan kita begitu rendah dan hanya bisa menang
dari Botswana - sebuah negara kecil di selatan Afrika. Tapi jangan khawatir,
Singapura bisa kalah oleh Indonesia. Indonesia masuk dalam 5 besar pengguna
handphone di dunia. Singapura? Ahhhh. #jentikkankelingking.
Dengan tingkat penggunaan
handphone no 5 terbesar di dunia dan tingkat pendidikan nomer 10 terburuk di
dunia, bisa dipastikan Halimah Yacob akan bernasib seperti Ahok jika
berani-beraninya menjadi kandidat Presiden di Indonesia.
Halimah Yacob dulu adalah mantan
penjual nasi padang di Singapura. Kalau di Indonesia, Halimah pasti tetap jadi
penjual nasi padang dengan gerobak keliling dari gang ke gang sambil memelihara
mimpinya yang entah kapan akan bisa terlaksana.
Kopi pahit saya sudah tersedia.
Seruput dulu, ya...