![]() |
Surat Golkar |
Panasnya Pilgub Jabar kembali
dimulai. Belum lama ormas yang mengatas-namakan Islam berdemo menuduh Dedi
Mulyadi bukan Islam, kali ini beredar sebuah surat.
Surat itu berisi keputusan resmi
DPP Golkar bahwa mereka memilih Ridwan Kamil sebagai Cagub. Mengejutkan memang,
karena sebelumnya rapimda Golkar se-Jabar sudah memutuskan mendukung Dedi
Mulyadi.
Ada apa di internal Golkar?
Surat Keputusan yang
"katanya" ditanda-tangani oleh Setya Novanto Ketua Umum Golkar dan
Idrus Marham Sekjen Golkar, beredar kemana-mana. Bahkan media mainstream
seperti detik dan kompas pun turut memberitakan bahwa Golkar resmi mendukung
Ridwan Kamil.
Maka ributlah semua pengurus
Golkar, terutama yang di Jabar karena mereka merasa dilecehkan, wong sudah ada
keputusan Rapimda kok DPP seenaknya memutuskan?
Belakangan, surat keputusan itu
dituding bodong. Idrus Marham sendiri membantah sudah mengeluarkan surat itu.
Tapi dia juga tidak melacak, minimal ingin tahulah siapa sih yang keluarkan
surat keputusan yang dikatakan bodong itu?
Seharusnya sebagai Sekjen, Idrus
membentuk tim khusus untuk melacak masalah surat yang menimbulkan kegelisahan
di internal Golkar. Tapi memang surat itu aneh, kok Setnov yang katanya
jantungnya ada masalah sampai penyumbatan 80 persen tiba-tiba tanda-tangannya
ada di situ. Dan kalau sudah tanda-tangan pasti sebelumnya ada rapat-rapat.
Hebat banget bisa rapat dengan
kondisi jantung 20 persen. Atau dia sesungguhnya DeadPool yang tidak bisa mati?.
Dari selentingan di internal Golkar, ada desas desus bahwa surat itu sebetulnya
bukan bodong. Lobi-lobi dilakukan lewat pintu belakang untuk menggugurkan
pencalonan Dedi Mulyadi. "Ada yang takut Dedi menang..." kata sumber itu.
Sayangnya, surat itu bocor
sebelum disahkan sehingga harus ada counter berita bahwa itu surat bodong. Jika
benar bahwa surat keputusan itu bukan bodong, maka apa yang dibisikkan teman
itu benar, bahwa akan ada "pembersihan" di tubuh Golkar.
Kasus E-KTP ternyata adalah
faktor awalnya. Dijadikannya Setnov sebagai tersangka, menjadikan Golkar berada
pada posisi jelek karena Setnov adalah Ketua Umum mereka. Ini berbahaya untuk
2019 nanti jika partai pendukung Jokowi nanti ternyata punya masalah korupsi.
Karena itu ada wacana untuk
mengganti Setnov - baik dari kursi Ketua DPR maupun sebagai Ketua Umum Golkar.
Dan itu juga berarti mengganti semua gerbongnya, termasuk Idrus Marham.
Dedi Mulyadi -harus diakui-
adalah bintang bersinar sekarang di tubuh Golkar. Catatan dia bersih, dan dia
dikenal ingin menjadikan Golkar sebagai partai bersih dan bebas korupsi. Karena
itu dia harus dijegal. Karena ketika dia menang menjadi Gubernur Jabar
nantinya, maka posisi ketua umum Golkar bisa menjadi tahapan dia selanjutnya.
Memang Pilgub Jabar ini lebih
asik daripada nobar PKI - eh maksudnya dari Pilgub lainnya. Karena Jabar adalah
wilayah strategis yang harus direbut untuk mengamankan posisi Jokowi di 2019.
Tahun 2014 lalu, Jokowi kalah telak disana.
Sementara itu, disebuah tempat
tersembunyi, jauh dari pandangan manusia lainnya, KPK mulai bergerak karena
adanya tanda-tangan DeadPool di surat itu. Berarti selama ini kabar sakitnya
itu bohong besar?
Mari kita tonton episode
selanjutnya. Perlu keriuhan baru memang supaya isu PKI pelan-pelan teredam dan
menghilang.
PKS: "Aduhh.. gagal maning
sonnn bikin isuu... senjata apa lagi untuk menyerang Jokowi ya? Oke, bagaimana
kalau Desember nanti kita bikin isu kalau Jokowi itu sebenarnya natalan?".
Dan Jonru pun masih sibuk menghitung
hasil dari prosentase donasinya. Krik krik krikkk... sepi.