![]() |
Latihan |
Saya mencoba bertanya kepada
seseorang yang sangat mengerti tentang ini.
"Bagaimana penjelasan
tentang aparat kepolisian yang menggunakan senjata berat termasuk roket anti-
tank?”
"Apa yang aneh?"
Jawabnya.
"Senjata itu dipegang Brimob
- Brigade Mobil. Brimob itu pasukan tempur Polri. Brimob adalah korps tertua
dalam kepolisian Indonesia dan mengawal kemerdekaan kita sejak 1945. Jadi Brimob
mempunyai yurisdiksi penegakan hukum dengan komponen militer.
Normal dan biasa saja.
Barang yang ada di video itu
namanya PGI (Pelontar Granat Infanteri).
Barang itu adalah barang lama
peninggalan Pelopor - kesatuan khusus Brimob yang berkualifikasi Ranger yang
sudah dibubarkan tahun 1974. Dan digunakan sewaktu terlibat dalam pembebasan
Irian Barat dan konfrontasi dengan Malaysia.
Barang itu masih ada di gudang
Korps Brimob dan kembali digunakan ketika Brimob terlibat dalam operasi
menghadapi GAM di Aceh.
Selain itu tidak pernah lagi
digunakan kecuali latihan harpuan (pemeliharaan kemampuan) saja seperti di
video tersebut.
Tidak ada penambahan lagi sejak
jaman pembebasan Irian Barat dulu, yang ada saat ini sudah hampir habis.
PGI yang tersimpan di gudang Brimob
adalah peninggalan Resimen Pelopor dan terakhir digunakan saat era konflik
Aceh. Untuk saat ini hanya digunakan untuk pengenalan dan latihan..."
Saya merenung..
Sesudah pembicaraan tentang
masalah senjata anti-tank yang beredar itu, saya mulai berpikir ada yang memang
sangat benci kepada kepolisian. Sejak penumpasan teroris melalui Densus 88,
aparat kepolisian memang sangat dibenci oleh ormas-ormas agamis - yang
mempunyai agenda khilafah.
Masih teringat ketika peristiwa
bom Thamrin, dimana polisi berhasil menggagalkan teroris, yang didapat adalah
cemoohan.
Cemoohan itu bagian dari
pembunuhan karakter polisi supaya mereka tampak lemah. Bahkan ada yang
mengatakan bahwa bom panci dan aksi terorisme di Indonesia itu sebenarnya
adalah skenario polisi sendiri.
Dan kebencian mereka mendapat
tempat, ketika Panglima menyebutkan ada senjata ilegal masuk ke Indonesia.
Mereka langsung mengeluarkan video-video lama dan menuding bahwa sebenarnya
polisi-lah yang disebut Panglima TNI memasukkan senjata ilegal.
Dalam artian, mereka ingin
membenturkan TNI dengan Polri. Dan karena ini masih berkaitan dengan isu PKI,
maka secara tidak langsung mereka menuding bahwa Polri adalah bagian dari PKI
yang ingin memberontak di negara ini dengan menguasai senjata berat militer.
Massifnya peredaran video ini
memang tidak bisa dianggap enteng.
Beberapa teman dan saudara yang
masih aktif di TNI bahkan menjadi bagian dari penyebar video ini. Mereka sudah
terprovokasi -tanpa tahu kejadian sebenarnya- bahwa memang benar berita bahwa
akan ada pemberontakan.
Semoga informasi ini bisa menjadi
petunjuk dan kewaspadaan, bahwa isu-isu itu bisa menjadi senjata penghancur
kita ketika tidak diredam. Dan ini masih akan berlanjut sampai Pilpres 2019.
Dan akan berakhir jika Jokowi kalah dalam pemilihan.
Jadi bisa ditebak kan siapa yang
punya kepentingan di balik ini? Seruput dulu kopinya, situasi makin panas dan
menarik.