![]() |
Romo Magnis |
"Biar Tuhan yang membalas,
bang… kami doakan saja mereka supaya sadar.."
Saya jujur ikut gemas dengan
model pernyataan seperti ini ketika ada masalah yang terjadi pada banyak
saudara-saidaraku yang beragama Kristen, baik itu yang Katolik maupun
Protestan.
Seakan-akan semua masalah harus
diselesaikan sendiri oleh Tuhan. Dan ketika akhirnya tidak selesai, mereka
bersembunyi lagi dalam kata "Gusti mboten sare".
Propaganda bahwa minoritas harus mengalah yang ditanamkan oleh mereka yang merasa kaum mayoritas, benar-benar sudah tertancap dalam benak sehingga "selalu merasa kalah", baik ketika terus diinjak-injak.
Ketika harus bicara "lawan
kesewenang-wenangan", lalu mengkeret sambil mengeluh, "apa kita akan
menang?", atau "nanti malah terjadi perpecahan".
Tidak banyak yang sadar bahwa
siapapun di Indonesia ini, baik agamanya maupun suku dan rasnya, semua
mempunyai kekuatan hukum yang sama. Tidak ada yang mayoritas maupun minoritas
di mata hukum.
Masalah apakah hukumnya nanti
akan berpihak itu masalah lain, karena itu masalah ada di perangkat hukumnya.
Tetapi apapun, yang dilihat adalah usaha manusia itu sendiri, terlepas
bagaimana hasilnya nanti.
Pantas saja Birgaldo Sinaga
mengeluh ketika ia mengkritik PGI yang sama sekali tidak mengeluarkan suara
ketika ada ucapan dari ES yang terkesan mengecilkan keberadaan agama Kristen di
Indonesia.
Terlalu lama dalam situasi
mengalah, membuat birgaldo merasa sendirian ketika hendak berjuang
membangkitkan semangat saudara-saudara seimannya, untuk menggunakan hak suaranya.
Jika semua diserahkan pada Tuhan,
jangan salahkan ketika satu waktu Tuhan membalas,
"bukankah kalian, hai
manusia, sudah Kuberikan akal sebagai pendamping kalian? Sudah Kuberikan
tangan untuk mengurus sendiri masalah kalian? Sudah Kuberikan kaki untuk
menentukan masa depan kalian? Sudah Kuberikan hati untuk keberanian kalian?
Lalu apa gunanya itu semua jika kalian serahkan lagi masalah kalian kepadaKu?".
Yang perlu dipahami oleh saudara-saudaraku yang Kristen, mereka yang selalu mengklaim bahwa mereka adalah mayoritas sebenarnya bukan mayoritas. Jika berbicara mayoritas itu adalah muslim, sesungguhnya NU lah yang mayoritas dengan jumlah umat sebanyak 60-80 juta jiwa.
Apakah mereka yang berteriak
mayoritas itu dari NU? Jelas bukan.
Jadi sudahilah model kepasrahan
yang ditempatkan pada posisi yang salah. Kita punya hukum sebagai senjata
bersama, pergunakan dengan baik dengan segenap akal, tangan, kaki dan hati
kalian. Sadarilah hak-hak kalian sebagai anak bangsa.
Bersuaralah, jangan lagi diam.
Jangan biarkan orang-orang yang berani bersuara, sendirian.
Kepada mereka yang berani bersuara
atas nama hukum, saya angkat secangkir kopi untuk kalian.
"Kezhaliman akan terus ada,
bukan karena banyaknya orang-orang jahat. Tapi karena diamnya orang baik” Imam
Ali bin Abi Thalib.